Repelita Washington - Amerika Serikat mulai mengerahkan kapal perang dan pesawat tempurnya ke kawasan Timur Tengah sejak awal pekan ini.
Langkah tersebut dilakukan sebagai bagian dari persiapan menghadapi potensi konflik terbuka dengan Iran.
Meskipun Presiden Donald Trump belum secara resmi menyatakan akan turut serta menyerang Iran, sejumlah laporan menyebutkan bahwa ia telah menyetujui opsi serangan.
Namun, Trump disebut masih menahan keputusan itu sambil menunggu apakah Iran bersedia menghentikan pengembangan program nuklirnya.
Informasi ini diperkuat dengan laporan pergerakan kapal induk USS Carl Vinson dan sejumlah pesawat tempur ke kawasan strategis.
Laporan dari lembaga intelijen independen Aurora Intel menyebutkan bahwa 12 pesawat tempur F-16 dari Italia telah tiba di Pangkalan Udara Prince Sultan, Arab Saudi.
Sumber militer Amerika Serikat yang tak disebutkan namanya mengonfirmasi bahwa pesawat-pesawat tempur itu kini rutin berpatroli di langit Timur Tengah.
Tujuan utamanya adalah melindungi instalasi militer AS dan mendukung pertahanan Israel dari kemungkinan serangan balasan Iran.
Pesawat tempur AS juga telah disiagakan di wilayah udara Israel, tetapi hingga kini belum ada yang masuk ke wilayah udara Iran.
Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, menyatakan bahwa pengerahan militer ini bertujuan melindungi keselamatan warga dan tentara AS.
“Kami ingin memastikan rakyat kami aman,” ujarnya dalam sebuah konferensi pers singkat.
Sementara itu, kapal perang seperti USS Sulivans dan USS Arleigh Burke dilaporkan terlibat dalam penangkisan rudal yang diluncurkan Iran ke wilayah Israel.
Pejabat militer AS menyebutkan bahwa USS Sulivans dan USS Thomas Hudner kini masih berada di kawasan Timur Tengah.
Sedangkan USS Arleigh Burke mulai bergerak menjauh dari kawasan tersebut.
Di Laut Arab, kapal induk USS Carl Vinson berada dalam posisi siaga bersama empat kapal pengawal yang lebih kecil.
Ada kemungkinan bahwa USS Carl Vinson akan segera kembali ke pangkalan utamanya di San Diego dan digantikan oleh USS Nimitz yang bergerak dari Indo-Pasifik.
Situasi ini mempertegas eskalasi militer AS di kawasan tersebut menjelang potensi konflik lebih besar.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mencurigai keterlibatan langsung AS dalam serangan-serangan yang dilakukan Israel.
Khamenei menyebut bahwa pernyataan-pernyataan dari pejabat AS dalam beberapa hari terakhir memperkuat dugaan tersebut.
“Campur tangan teman-teman Amerika rezim Zionis adalah tanda lemahnya mereka,” ujar Khamenei dalam pernyataan yang dipublikasikan melalui media sosial.
Ia menegaskan bahwa Iran siap menghadapi segala bentuk agresi dari luar, termasuk dari AS dan sekutu-sekutunya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok