Repelita Jakarta - Pegiat media sosial Bachrum Achmadi menyentil sikap diam pengacara mantan Presiden Joko Widodo terkait tuduhan serius yang dilontarkan Beathor Suryadi.
Ia menilai tuduhan bahwa Jokowi menyimpan uang triliunan rupiah di bawah tanah bukan perkara ringan.
Namun, anehnya tidak ada langkah hukum dari pihak Jokowi untuk membantah atau menuntut balik.
“Beathor sebut Jokowi timbun triliunan rupiah di bawah tanah,” tulis Bachrum melalui akun X @bachrum_achmadi pada 30 Juni 2025.
Menurut Bachrum, tuduhan ini seharusnya bisa dilaporkan ke polisi jika memang tidak benar.
“Ijazah Mulyono dibilang aspal dicetak di Pasar Pramuka, sekarang dibilang Mulyono timbun duit triliunan di bawah tempat tidurnya,” ucapnya.
Ia lantas menyindir Yakup Hasibuan, pengacara Jokowi, yang hingga kini belum juga mengambil tindakan hukum terhadap Beathor.
“Masa tuduhan begini si Yakup, pengacara Mulyono, nggak berani laporkan Beathor Suryadi ke polisi!,” sentil Bachrum.
Sebelumnya, Beathor menyampaikan bahwa Andi Widjajanto, eks Gubernur Lemhannas, pernah melihat langsung dokumen ijazah Jokowi saat Pilpres 2014.
Namun, Beathor meyakini dokumen itu adalah hasil cetakan ulang tahun 2012 untuk keperluan pencalonan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta.
“Andi belum sadar kalau yang ia lihat itu cetakan 2012. Itu digunakan untuk keperluan Pilgub DKI,” ucap Beathor.
Ia juga menuding pencetakan ijazah dilakukan diam-diam di kawasan Pasar Pramuka oleh tim relawan dari Solo yang terhubung dengan jaringan PDIP DKI.
Beathor menyebut nama-nama seperti David, Anggit, dan Widodo yang terlibat langsung dalam proses tersebut.
Koordinasi dilakukan di sebuah rumah di Jalan Cikini No. 69, Menteng, Jakarta.
“Dokumen itu disusun buru-buru di rumah Jalan Cikini No. 69, Menteng. Semua strategi disiapkan di sana,” katanya.
Widodo yang disebut sebagai tokoh kunci dalam pencetakan ijazah dikabarkan menghilang sejak buku kontroversial Bambang Tri beredar.
Yang membuat Beathor semakin curiga adalah kesamaan foto dalam seluruh ijazah Jokowi di berbagai jenjang pendidikan.
“Seharusnya tiap jenjang pendidikan memakai foto berbeda. Ini justru sama semua,” tegas Beathor. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok.