Repelita Jakarta - Sebanyak 8.000 rumah di Israel mengalami pemadaman listrik usai serangan rudal Iran menghantam dekat fasilitas strategis, Senin, 23 Juni 2025.
Perusahaan Listrik Israel mengonfirmasi bahwa gangguan pasokan terjadi di sejumlah komunitas akibat serangan tersebut.
Sejumlah teknisi dikerahkan ke wilayah terdampak untuk memperbaiki kerusakan dan memastikan keamanan.
Menteri Energi Israel memperkirakan pemulihan akan memakan waktu tiga jam.
Beberapa saat kemudian, Perusahaan Listrik menyatakan listrik berhasil dipulihkan seluruhnya.
Sirene sempat berbunyi di wilayah utara Israel, namun tidak ada laporan kerusakan signifikan.
Sebagai balasan, Israel melancarkan serangan udara ke wilayah Iran, sehari setelah Amerika Serikat menggempur tiga fasilitas nuklir di negara tersebut.
Kru media internasional melaporkan terdengarnya suara ledakan di Teheran setelah sejumlah jet melintas di langit kota.
Media Iran menyebut serangan Israel menargetkan situs nuklir Fordow, hanya beberapa jam setelah AS meluncurkan bom penghancur bunker ke lokasi yang sama.
Di tengah ketegangan yang meningkat, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Aragchi tiba di Moskow untuk bertemu Presiden Vladimir Putin.
Ia menyatakan perlunya koordinasi yang lebih erat antara Iran dan Rusia untuk menyikapi ancaman bersama yang melibatkan AS dan Israel.
Aragchi menegaskan bahwa pertemuan dengan Putin telah direncanakan sebelumnya, namun kini akan membahas isu-isu lebih luas pasca serangan militer AS.
Menurutnya, Iran dan Rusia memiliki musuh yang sama dan akan terus bekerja sama dalam menghadapi tantangan regional.
Sementara itu, Panglima Tertinggi Militer Iran Mayjen Abdolrahim Mousavi mengeluarkan pernyataan keras kepada Amerika Serikat.
Ia menyebut bahwa serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran adalah pelanggaran terhadap kedaulatan dan telah membuka jalan pembalasan.
“Kami tidak akan pernah mundur,” tegasnya dalam pidato di hadapan komando militer.
Ia juga menyebut AS sebagai pihak kriminal yang telah membuka pintu bagi Iran untuk melakukan serangan terhadap kepentingan Amerika.
Juru Bicara Komando Pusat Iran Ibrahim Zolfaqari menambahkan bahwa Iran akan membalas dengan operasi terarah dan membawa konsekuensi yang berat.
“Trump, Anda bisa saja memulai perang ini, tetapi kamilah yang akan mengakhirinya,” ujarnya menutup pernyataan. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok