Repelita Jakarta – Rismon Hasiholan Sianipar kembali mencuatkan kritik tajam terhadap rekam jejak akademik Joko Widodo.
Melalui akun media sosial X, ia menyoroti lembar pengesahan skripsi Jokowi yang dianggap tidak wajar jika merujuk pada teknologi yang tersedia pada 1985.
Ia membandingkan dokumen itu dengan lembar pengesahan skripsi dari Universitas Islam Indonesia tahun 1988 yang masih menggunakan mesin ketik manual.
Sedangkan pada lembar skripsi Jokowi, tampilan tulisannya dinilai lebih modern dan terlihat telah menggunakan teknologi canggih.
Rismon mempertanyakan kemungkinan dokumen tersebut telah direkayasa atau dibuat menggunakan peralatan masa kini.
Ia menantang Bareskrim Polri untuk membuktikan kebenaran dokumen itu dengan uji rekonstruksi terhadap peralatan pengetikan tahun 1985.
Selain dari teknologi, ia juga menyoroti penggunaan font Times New Roman yang menurutnya belum umum digunakan pada era tersebut.
Kritik itu pun langsung ditanggapi pihak Universitas Gadjah Mada.
Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, membantah keras tuduhan Rismon.
Menurutnya, pada masa itu, percetakan dan komputer di lingkungan kampus sudah banyak menggunakan Times New Roman.
Ia menyebut tidak ada kejanggalan dalam lembar pengesahan skripsi Jokowi, karena font tersebut telah tersedia dan digunakan oleh banyak pihak.
Sigit juga mengingatkan bahwa informasi yang tidak berdasarkan fakta dapat menyesatkan publik.
Ia menyayangkan ada pihak akademik yang justru menyebarkan dugaan yang tidak akurat.
Ia menegaskan bahwa UGM telah menyimpan dan memverifikasi seluruh dokumen akademik mahasiswa secara resmi.
Editor: 91224 R-ID Elok
