Repelita Jakarta - Pengamat komunikasi politik Jamiluddin Ritonga menilai pembatalan mutasi Letjen Kunto Arief Wibowo menunjukkan bahwa Presiden Prabowo Subianto adalah pemimpin yang tegas.
Jamiluddin menduga, Prabowo tidak setuju dengan pergantian posisi Kunto sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I TNI. Akibatnya, mutasi tersebut dibatalkan.
"Secara politis, Presiden tampaknya tak menginginkan pergantian tersebut. Presiden tetap menginginkan Kunto Arief tetap pada jabatannya," kata Jamiluddin.
"Sikap dan ketegasan ini yang diinginkan rakyat dari Prabowo," ujarnya menambahkan.
Jamiluddin juga menilai bahwa mutasi ini beraroma politis, apalagi setelah muncul deklarasi Forum Purnawirawan TNI-Polri yang menuntut pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Salah satu tokoh dalam forum tersebut adalah Wakil Presiden ke-6 Republik Indonesia, Try Sutrisno, yang juga ayah dari Kunto.
Perwira yang direncanakan menggantikan Kunto adalah Laksamana Muda Hersam, yang pernah menjadi ajudan Presiden Joko Widodo. Dekatnya waktu peristiwa politik ini semakin menguatkan dugaan bahwa keputusan mutasi tersebut sangat politis.
"Hal ini memunculkan spekulasi bahwa Jokowi masih memiliki pengaruh besar di tubuh TNI," kata Jamiluddin.
Jamiluddin menduga faktor politik menjadi alasan dibalik pembatalan mutasi tersebut.
Bisa jadi, lanjut Jamiluddin, Prabowo secara langsung meminta Panglima TNI untuk mengembalikan jabatan Kunto Arief.
Sebelumnya, TNI mengumumkan mutasi 237 perwira tinggi TNI, termasuk Kunto, melalui Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/554/IV/2025 pada 29 April 2025. Namun, sehari setelahnya, TNI membatalkan mutasi tersebut melalui Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/554.a/IV/2025.
Kepala Pusat Penerangan TNI Brigjen Kristomei Sianturi menegaskan bahwa pembatalan tersebut murni karena pertimbangan organisasi dan kebutuhan operasional.
"Beberapa perwira yang direncanakan untuk bergeser ternyata masih dibutuhkan di posisinya saat ini," ujar Kristomei.
Kristomei juga membantah spekulasi yang mengaitkan pembatalan mutasi dengan faktor politik atau keterlibatan Try Sutrisno dalam forum purnawirawan yang menuntut pemakzulan Gibran.
"Mutasi ini tidak terkait dengan apapun di luar organisasi TNI," jelasnya.
Editor: 91224 R-ID Elok