Repelita Jakarta – Pernyataan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengenai kemungkinan dokter umum melakukan operasi caesar telah menuai reaksi beragam.
Dalam penjelasannya, Menkes menyatakan bahwa hal tersebut mungkin dilakukan untuk mengatasi kekurangan tenaga medis spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn) di beberapa daerah.
Menurut Menkes, kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan, terutama di wilayah yang kekurangan dokter spesialis.
Ia menambahkan bahwa selama ini, dokter umum telah dilatih untuk melakukan tindakan medis tertentu yang mendesak, seperti operasi caesar, meskipun dengan prosedur yang lebih sederhana.
Namun, rencana tersebut mendapat penolakan dari berbagai kalangan medis.
Banyak yang menilai bahwa prosedur operasi caesar adalah tindakan medis yang memerlukan keahlian khusus.
Para dokter spesialis berpendapat bahwa operasi tersebut tidak bisa dilakukan oleh dokter umum karena melibatkan risiko yang tinggi bagi ibu dan bayi.
Salah satu pihak yang mengungkapkan kekhawatirannya adalah dokter Denta, seorang spesialis obgyn.
Ia menyatakan bahwa memungkinkan dokter umum melakukan prosedur ini justru berisiko membahayakan keselamatan pasien.
Menurutnya, pendidikan dan pelatihan spesialis obgyn adalah hal yang esensial untuk memastikan kualitas pelayanan medis.
Selain itu, kontroversi ini juga mendapatkan sorotan dari masyarakat luas.
Beberapa netizen menilai bahwa kebijakan ini dapat menurunkan standar pelayanan kesehatan di Indonesia, sementara yang lainnya mengkhawatirkan dampak buruk bagi ibu dan bayi yang menjalani operasi caesar oleh tenaga medis yang kurang berpengalaman.
Pihak Kementerian Kesehatan berencana untuk terus mengkaji kebijakan ini, dengan fokus pada bagaimana memastikan keselamatan pasien dan distribusi tenaga medis yang merata di seluruh Indonesia. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok