Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Pembantaian Brutal Pemuda Muslim di Masjid Prancis Guncang Dunia, MUI Desak Pemerintah Prancis Serius Lawan Islamofobia

Abo Bakar, korban yang dibunuh di dalam masjid di Prancis (kiri) dan diduga pelaku (kanan). (Foto : X.)

Repelita Jakarta - Pembunuhan keji yang menimpa seorang pemuda muslim bernama Abu Bakar di sebuah masjid di Prancis memicu reaksi keras dari Majelis Ulama Indonesia.

MUI menilai peristiwa ini sangat menyedihkan karena menunjukkan masih kuatnya kebencian terhadap umat Islam.

Terlebih, pelaku pembunuhan diketahui memiliki sikap anti-Islam yang kuat.

"Jelas sekali sang pembunuh adalah seorang yang anti Islam dan Muslim yang terang-terangan melakukan tindakan kekejiannya tanpa rasa takut dan dilakukan di masjid," ujar Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim.

Ia menekankan bahwa Islamofobia harus dilawan bersama oleh seluruh pihak.

Menurutnya, perlawanan terhadap Islamofobia telah menjadi keputusan resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan tidak boleh diabaikan.

Prof Sudarnoto juga menyayangkan peristiwa ini terjadi di Prancis, negara yang menjunjung tinggi semboyan kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan.

Ia mengingatkan bahwa negara tersebut memiliki undang-undang yang menjamin kebebasan beragama.

"Karena itu saya meminta kepada pemerintah Prancis dan negara-negara lain di mana Muslim minoritas untuk bersungguh-sungguh melawan Islamofobia melalui undang-undang," tegasnya.

Menurutnya, perlindungan terhadap umat Islam belum diberikan secara serius di berbagai negara.

Ia menekankan bahwa memilih Islam sebagai jalan hidup merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia.

Hak tersebut harus dilindungi secara sosial, hukum, dan politik di mana pun umat Islam tinggal.

Prof Sudarnoto mendesak agar pelaku Islamofobia ditangkap dan dihukum tegas.

Hal ini sebagai bentuk komitmen pemerintah Prancis terhadap nilai-nilai kebebasan dan persaudaraan yang mereka anut.

Pihak berwenang Prancis menyebut korban bernama Abu Bakar, seorang pemuda berusia 24 tahun asal Mali.

Ia ditikam puluhan kali saat sedang salat di masjid.

Secara keji, pelaku bahkan merekam aksi pembunuhan tersebut.

Pelaku berpura-pura menjadi muslim dan ikut salat Jumat, lalu menikam korban hingga 50 kali sebelum kabur.

Jenazah Abu Bakar ditemukan esok paginya oleh jamaah lain yang datang untuk salat.

Pelaku diidentifikasi sebagai Olivier H., warga negara Prancis keturunan Bosnia yang lahir pada tahun 2004.

Ia menyerahkan diri ke polisi di Pistoia, Italia, pada Minggu malam setelah beberapa hari buron.

Kini, proses ekstradisi tengah dilakukan untuk memulangkannya ke Prancis.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengutuk keras pembunuhan itu.

Ia menegaskan bahwa rasisme dan kebencian atas dasar agama tidak memiliki tempat di Prancis.

“Kebebasan beribadah tidak boleh dilanggar,” tulis Macron di platform X.

Ia juga menyampaikan dukungan kepada komunitas Muslim di negaranya.

Masjidil Haram Paris dalam pernyataannya juga mengutuk keras serangan tersebut.

Mereka menyebut korban baru saja membersihkan masjid sebelum dibunuh.

Mereka meminta kepolisian dan otoritas peradilan untuk segera mengungkap motif serangan.

Pihaknya mendesak agar tindakan itu dikategorikan sebagai aksi terorisme.

Hal ini dinilai penting demi menjamin keselamatan seluruh masyarakat.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved