Repelita Jakarta - Mahfud MD mengungkapkan enam dosa besar yang bisa mengancam posisi Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden.
Menurut Mahfud, jika Gibran melakukan kesalahan-kesalahan ini, maka posisinya bisa dipertanyakan.
Pertama, Gibran harus berhati-hati dengan konflik kepentingan yang bisa muncul dalam setiap langkah politiknya.
Sebagai anak presiden, setiap keputusan yang diambil Gibran harus terbebas dari dugaan penyalahgunaan kekuasaan.
Kedua, terlalu bergantung pada nama besar ayahnya bisa menjadi masalah.
Gibran perlu menunjukkan kemampuan politik dan kepemimpinan pribadinya, agar tidak dinilai sebagai sosok yang hanya mengandalkan nama besar keluarga.
Ketiga, pengelolaan kabinet menjadi salah satu titik perhatian.
Sebagai Wakil Presiden, Gibran diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya sekadar menjadi simbol.
Keempat, Gibran harus mampu menghadapi tekanan politik yang datang dari berbagai pihak.
Tekanan ini tidak hanya berasal dari kalangan partai politik, tetapi juga dari masyarakat yang mengawasi kinerjanya.
Kelima, penting bagi Gibran untuk membangun hubungan yang kuat dengan pemimpin daerah dan masyarakat luas.
Membangun komunikasi yang baik dengan banyak pihak akan memperkuat posisinya dalam politik nasional.
Keenam, Mahfud juga mengingatkan agar Gibran tidak terjebak dalam permainan politik yang berisiko tinggi.
Dia harus bijak dalam memilih langkah politik dan menghindari terlalu banyak konflik.
Dengan enam hal tersebut, Mahfud menegaskan bahwa posisi Gibran sebagai Wakil Presiden tidak bisa dianggap aman begitu saja.
Tantangan besar akan terus menguji kepemimpinannya.
Editor: 91224 R-ID Elok
