Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Konflik Sengit Soal Sunda Wiwitan Mereda, Habib Rizieq Kini Puji Kinerja Kang Dedi

 Dulu Pernah Memanas Gegara Sunda Wiwitan, Kini Habib Rizieq 'Memuji' Kinerja Kang Dedi

Repelita Jakarta - Konflik lama antara Habib Rizieq Shihab dan Dedi Mulyadi yang pernah ramai sekitar satu dekade lalu kini mulai mereda.

Habib Rizieq memberikan pernyataan yang menunjukkan sikap positif terhadap pemerintah dan sosok Dedi Mulyadi.

Dalam video yang diunggah melalui kanal YouTube Islamic Brotherhood Television, Habib Rizieq membantah kabar yang beredar soal penggusuran Pondok Pesantren Markaz Syariat di Megamendung, Bogor.

Ia menjelaskan banyak orang tua menanyakan keberadaan pesantren tersebut setelah rumor bahwa tempat itu telah dihancurkan.

Ia menegaskan bahwa pesantren masih beroperasi dengan normal, termasuk aktivitas santri, guru, perpustakaan, masjid, dan pengajian.

Habib Rizieq menyebut kabar penggusuran tersebut sebagai berita palsu dan memastikan pemerintah tidak mengganggu pesantren tersebut.

Pernyataan ini menarik karena selama ini Habib Rizieq dikenal vokal dalam mengkritik pemerintah terkait isu agama dan budaya.

Sekitar tahun 2015 hingga 2016, hubungan antara Habib Rizieq dan Dedi Mulyadi sempat memanas.

Rizieq menuduh Dedi melakukan tindakan yang merusak tatanan Islam di tanah Sunda, seperti mengganti salam “Assalamualaikum” dengan “Sampurasun” dan mendukung ritual yang dianggap bertentangan dengan ajaran Islam.

Habib Rizieq juga mengkritik penggunaan patung pewayangan dan simbol-simbol budaya lain yang dianggapnya sebagai pelestarian tahayul dan syirik.

Dedi Mulyadi membela tindakannya sebagai upaya melestarikan budaya lokal yang memiliki akar kuat dalam masyarakat Jawa dan Sunda.

Ia menjelaskan bahwa patung wayang merupakan lambang kehidupan dan simbol kreativitas budaya yang sudah lama ada di berbagai daerah.

Dedi menyebut patung raksasa di daerah lain bahkan sudah lebih dulu dibangun, termasuk di Jakarta sejak masa Bung Karno.

Ia menganggap persoalan tersebut sebagai sesuatu yang wajar dan menyatakan sikap optimis terhadap keberlanjutan seni dan budaya lokal.

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved