Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Jimly Sebut Isu Ijazah Jokowi Strategi Licik Jatuhkan Lawan Politik, Kasus Diprediksi Berlarut hingga 2029

 Sebut Isu Ijazah Palsu Jokowi untuk Jatuhkan Lawan Politik, Jimly: Kalau Enggak Suka Sama Orang, Cari Urusan Ijazahnya

Repelita Jakarta - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshiddiqie, angkat suara terkait tuduhan ijazah palsu terhadap Presiden Joko Widodo.

Menurutnya, tudingan tersebut merupakan strategi untuk menjatuhkan lawan politik.

Ia menjelaskan bahwa isu pemalsuan ijazah bukan hal baru dan telah muncul sejak beberapa Pemilu sebelumnya.

Jimly menyebut lemahnya sistem administrasi menjadi celah munculnya kasus serupa.

"Kasus ijazah palsu itu memang sering terjadi, baik dalam Pilkada maupun Pileg," ungkapnya dalam tayangan YouTube Refly Harun.

Ia menambahkan, tuduhan seperti itu merupakan cara mudah untuk menjatuhkan sosok yang tidak disukai.

"Kalau ada yang tidak disukai, ya cari masalah dari ijazahnya," katanya.

Terkait tudingan terhadap Jokowi, Jimly menilai persoalan ini telah melebar hingga menyentuh aspek politik dan keterlibatan keluarganya.

Ia melihat bahwa tuduhan ini tidak lagi sekadar soal keabsahan ijazah, tapi sudah menyangkut posisi politik, termasuk terpilihnya Gibran sebagai Wakil Presiden.

Jimly mengatakan, kondisi ini bisa membuat keluarga Presiden menjadi sasaran kemarahan publik.

Namun di sisi lain, ia menilai hal itu juga berpotensi menumbuhkan dukungan baru bagi Jokowi.

"Semakin besar permusuhan, maka akan muncul juga dukungan yang semakin besar," tuturnya.

Ia memperkirakan kasus ini tidak akan selesai dalam waktu dekat karena beriringan dengan isu pemakzulan terhadap Gibran.

Jimly meyakini isu ijazah palsu akan terus dibicarakan hingga tahun 2029.

Meskipun pengadilan telah menyatakan ijazah Presiden asli, Jimly menilai sebagian pihak tetap tidak akan puas.

"Keputusan pengadilan apa pun tidak akan bisa memuaskan pihak yang kalah," ujarnya.

Setelah keaslian ijazah Jokowi dipersoalkan, kini nama pensiunan dosen Kasmudjo ikut menjadi sorotan.

Ia sebelumnya disebut sebagai dosen pembimbing skripsi Jokowi, namun belakangan diralat hanya sebagai pembimbing akademik.

Dalam wawancara di Sleman, Yogyakarta, Kasmudjo menegaskan bahwa dirinya bukan pembimbing skripsi Jokowi.

Ia menyebut bahwa yang membimbing skripsi Presiden adalah Prof. Sumitro.

"Saya tidak tahu menahu soal ijazah. Saya bukan pembimbingnya," ujarnya.

Kasmudjo mengaku belum pernah melihat ijazah Jokowi.

Ia menjelaskan bahwa Jokowi masuk Fakultas Kehutanan UGM tahun 1980 dan lulus tahun 1985.

Selama masa itu, Kasmudjo masih berstatus sebagai asisten dosen.

Sebagai asisten, ia hanya mendampingi dosen utama dan tidak mengajar sendiri.

Ia mengaku saat Jokowi kuliah, dirinya belum memiliki kewenangan untuk mengajar penuh.

Namun, ia membenarkan bahwa dirinya mendampingi mahasiswa, termasuk Jokowi, dalam kapasitas pembimbing akademik.

Menurutnya, ia bertugas di laboratorium yang membidangi produk hutan non kayu dan mebel.

Kasmudjo pensiun pada tahun 2014 dari Fakultas Kehutanan UGM.

Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, turut membenarkan bahwa Kasmudjo adalah pembimbing akademik Jokowi.

Ia menjelaskan bahwa Kasmudjo mulai bertugas sebagai asisten ahli sejak 1977.

Dalam posisi itu, ia mengajar dengan pendampingan dan membimbing mahasiswa secara akademik.

Sigit menyatakan Jokowi termasuk mahasiswa yang dibimbing secara akademik oleh Kasmudjo.

Namun mengenai apakah sejak awal perkuliahan atau tidak, pihak kampus masih perlu mengecek kembali.

Terkait peran dalam skripsi mahasiswa, Sigit menegaskan Kasmudjo hanya bertugas sebagai pendamping akademik, bukan pembimbing skripsi.

Rekan kuliah Jokowi, Andi Pramaria, juga mengonfirmasi bahwa Kasmudjo adalah pembimbing akademik, bukan pembimbing skripsi.

Menurutnya, saat itu Kasmudjo memegang mata kuliah teknologi kayu dan masih berstatus asisten dosen.

Ia menyebut bahwa mengajar pun harus dilakukan dengan pendampingan dari dosen utama.

Andi mengaku dirinya dan Jokowi sama-sama masuk UGM melalui Sipenmaru tahun 1980.

Dari 90 orang yang diterima, hanya 88 yang melakukan daftar ulang.

"Saya dan Pak Jokowi termasuk di antaranya," ujarnya.

Andi mengaku masih menyimpan data penerimaan mahasiswa angkatan tersebut.

Ia dan Jokowi menyelesaikan kuliah dalam waktu lebih dari lima tahun.

Pada 19 November 1985, mereka diwisuda bersama 11 mahasiswa lainnya.

Andi memastikan keaslian foto-foto wisuda Jokowi yang tersebar di media sosial.

"Itu benar. Pak Jokowi ada di foto itu, nomor empat dari kiri. Saya nomor dua," tegasnya.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved