Repelita Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menolak pengunduran diri Hasan Nasbi dari jabatan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO).
Hasan sebelumnya sempat mendapat sorotan karena pernyataannya terkait pengiriman kepala babi ke kantor redaksi Tempo.
Sementara itu, Gus Miftah justru memilih mundur dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Keputusan itu diambil setelah videonya yang memperlihatkan candaan terhadap pedagang es teh viral dan menuai kritik.
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, mengungkapkan alasan pemerintah mempertahankan Hasan. Menurutnya, Hasan merupakan representasi langsung dari komunikasi istana.
"Jubir itu identik dengan pemerintah. Jadi blunder kemarin masih dianggap wajar dan PCO diberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki model komunikasinya," ujar Adi.
Berbeda dengan Hasan, Gus Miftah dianggap tidak memiliki peran strategis dalam komunikasi pemerintahan yang bersifat publik.
"Penampilan utusan khusus presiden di hadapan publik tidak tiap saat dan tidak day to day memberikan respons politik, berbeda dengan jubir," katanya.
Hasan mengonfirmasi bahwa ia tetap menjalankan tugasnya. Ia bahkan menghadiri rapat kabinet yang digelar pada 5 Mei 2025. Hasan mengaku diundang secara resmi oleh Sekretaris Kabinet dan bertemu langsung dengan Presiden, Menteri Sekretaris Negara, serta Sekretaris Kabinet.
Dari pertemuan itu, Hasan menerima perintah langsung untuk melanjutkan kepemimpinannya di kantor PCO.
"Saya diperintahkan untuk meneruskan tugas memimpin kantor PCO. Jadi kira-kira begitu keadaannya," ucap Hasan.
Di sisi lain, Gus Miftah mengaku mengundurkan diri tanpa tekanan dari pihak manapun. Ia menegaskan keputusan tersebut diambil setelah mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak. Ia juga menyampaikan permintaan maaf kepada pedagang es teh dan keluarganya.
Perbedaan sikap pemerintah terhadap dua kasus ini memperlihatkan bagaimana nilai strategis jabatan memengaruhi arah kebijakan istana. Hasan Nasbi diberikan ruang untuk memperbaiki diri, sementara Gus Miftah memilih menjaga integritas dengan mundur secara sukarela.
Editor: 91224 R-ID Elok

