Repelita, Bekasi - Seorang warga Bekasi berinisial FF (27 tahun) mengungkapkan pengalamannya bekerja sebagai admin situs judi online (judol) di Kamboja selama tujuh bulan, dari April hingga 17 November 2024.
Dalam penjelasannya, FF menceritakan bahwa ia bertugas menghubungi pelanggan yang tertarik untuk bermain judi online di situs yang ia kelola. Ia menerima banyak nomor telepon dari perusahaan tempatnya bekerja, yang kemudian digunakan untuk menghubungi pelanggan.
“Nah nanti dari database mereka itu kita dikirimin buat ngechat dia satu-satu untuk menawarkan bergabung main judol,” ungkap FF saat diwawancarai di Bekasi, Jumat, 18 April 2025.
FF juga mengungkapkan bahwa dirinya diberi target untuk mencapai minimal 100 pemain setiap harinya. Satu transaksi dihitung apabila seorang pemain melakukan deposit, dengan satu orang dapat melakukan hingga lima kali transaksi dalam sehari.
“Transaksi seratus itu jadi satu kurang satu kali deposit itu itungannya satu transaksi. Berarti dari misalkan satu orang itu lima kali depo itu hitungannya masuk ke lima transaksi,” terang FF.
Selain itu, FF harus membawa minimal 10 orang untuk mendaftar dan melakukan deposit setiap harinya, dan jika target tersebut tidak tercapai, ia harus menghadapi konsekuensi yang diberikan oleh perusahaan, termasuk tekanan mental.
“Buat disana tuh banyak sanksi yang didapat seperti tekanan mental. Tekanan mental dengan cara gua di kata-katain hingga kebun binatang keluar semua,” ungkapnya.
FF juga menyebutkan adanya praktik kekerasan di lokasi tersebut, termasuk cerita mengenai penyiksaan dengan aliran listrik dan penjualan organ. Menurutnya, beberapa teman yang bekerja di sana juga mengalami penyiksaan karena mencuri dari perusahaan.
“Banyak juga tuh sebenarnya di sana kaya jual organ segala macam. Selain itu juga temen gua yang kena setrum karena dia nyuri yang perusahaan,” jelas FF.
Dalam pesan terakhirnya, FF mengimbau kepada masyarakat Indonesia untuk berhenti bermain judi online, karena menurutnya judi hanya akan membawa kerugian, bahkan bisa berujung pada masalah keuangan seperti pinjaman online.
“Pesen gua buat generasi muda bahkan sampai orang tua pun jangan percaya sama judol. Karena judol tuh ga bikin kalian kaya, malah nanti ujung-ujungnya pinjol,” harapnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok