Repelita Jakarta – Puluhan pelajar di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengalami gejala keracunan usai menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis atau MBG.
Kejadian ini memicu sorotan publik yang mempertanyakan tanggapan dari Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyatakan bahwa insiden tersebut telah disampaikan langsung kepada Prabowo.
Menurut Dadan, Prabowo menyampaikan apresiasinya terhadap penanganan cepat yang dilakukan di lapangan.
Namun ia juga menambahkan bahwa kejadian seperti ini bisa saja terjadi kapan pun.
Pernyataan tersebut menimbulkan kritik dari masyarakat.
Banyak warganet menilai respons Prabowo kurang menunjukkan empati terhadap para siswa yang menjadi korban.
Mereka menganggap pernyataan tersebut seolah menganggap remeh insiden serius yang menyangkut keselamatan anak-anak sekolah.
Sebelumnya, insiden serupa juga terjadi di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Puluhan pelajar di sana mengalami gejala yang sama usai mengonsumsi makanan dari program MBG.
Dalam kasus tersebut, pihak berwenang menyimpulkan bahwa penyebabnya adalah human error dan tidak ditemukan pelanggaran terhadap standar operasional.
Program MBG merupakan salah satu janji kampanye unggulan Prabowo untuk meningkatkan gizi anak-anak Indonesia melalui pemberian makanan bergizi secara gratis di sekolah-sekolah.
Namun, serangkaian kasus keracunan yang terjadi di beberapa wilayah membuat masyarakat mulai meragukan efektivitas pengawasan serta pelaksanaan program tersebut.
Pemerintah Kabupaten Cianjur menyatakan telah mengamankan sisa makanan dan sampelnya untuk diuji laboratorium.
Langkah ini diambil untuk memastikan penyebab pasti keracunan yang dialami para pelajar.
Sementara itu, seluruh siswa yang terdampak telah mendapatkan penanganan medis dan sebagian besar sudah diperbolehkan pulang.
Tidak ada laporan korban jiwa dalam kejadian ini.
Publik berharap pemerintah, khususnya tim transisi Prabowo, segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap teknis pelaksanaan program MBG.
Pengawasan terhadap penyedia makanan serta distribusinya diharapkan lebih ketat agar kejadian serupa tidak kembali terulang.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok