
Repelita Yogyakarta - Ratusan massa dari kelompok yang menamakan diri Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) menggelar aksi di lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM), tepatnya di depan Fakultas Kehutanan, pada Selasa pagi.
Aksi ini digelar untuk menuntut klarifikasi atas keaslian ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, yang saat ini tengah menjadi sorotan publik.
Massa mulai memadati area kampus sejak pukul 08.00 WIB. Mereka datang dari berbagai daerah, termasuk pria dewasa, ibu-ibu, hingga mahasiswa.
Sebagian peserta membawa spanduk kecil dan ponsel untuk merekam jalannya aksi. Demonstrasi ini dikemas sebagai aksi damai dan simbolik.
Tampak hadir dalam kerumunan sejumlah tokoh nasional, seperti Amien Rais dan Syukri Fadholi.
Sementara itu, Roy Suryo, dr. Tifauzia, dan Rismon Hasiholan dilaporkan telah melakukan pertemuan tertutup dengan pimpinan fakultas guna menggelar audiensi.
Koordinator aksi, Syukri Fadholi, menyampaikan bahwa kedatangan mereka bertujuan mendorong transparansi UGM terkait keabsahan dokumen akademik Presiden Jokowi.
"Hari ini kami hadir sebagai bagian dari proses klarifikasi atas dugaan penggunaan ijazah palsu oleh Presiden Jokowi," kata Syukri kepada wartawan.
Ia menambahkan bahwa UGM seharusnya berani membuka ruang dialog dan memfasilitasi klarifikasi atas polemik yang kini telah menjadi isu nasional.
Syukri menyoroti bahwa selama ini dokumen yang beredar di masyarakat hanyalah fotokopi. Tidak pernah ada pembuktian hukum secara terbuka melalui pengadilan.
"Kalau memang ijazah itu asli, mestinya tidak ada alasan untuk tidak diserahkan ke pengadilan. Justru itu bisa mengakhiri berbagai spekulasi yang beredar," ucapnya.
Ia menganggap proses hukum sebelumnya belum menyentuh pokok permasalahan karena tidak adanya bukti fisik.
"Seharusnya dokumen itu bisa dihadirkan di pengadilan, agar bisa diuji secara terbuka. Tapi sampai sekarang itu belum terjadi," tegasnya.
Ia juga menyesalkan bahwa beberapa pihak seperti Gus Nur dan Bambang Tri sudah divonis sebelum dokumen itu bisa dibuktikan di pengadilan.
Menurut Syukri, aksi ini dirancang damai dan tidak bermaksud mengganggu aktivitas akademik.
"Harapan kami, kegiatan hari ini bisa berlangsung dengan aman, tertib, dan tidak mengganggu aktivitas akademik maupun masyarakat sekitar," tutupnya.
Di media sosial, aksi ini turut memicu reaksi beragam dari netizen.
"Kalau memang asli, kenapa ribet banget tunjukin ijazahnya? Aneh!" tulis akun @tulusmerdeka di X.
"UGM harus jujur, jangan jadi alat kekuasaan," tulis pengguna lain, @mirna_bersuara.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

