Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Kritik Tajam Bill O’Reilly Terhadap Kunjungan Presiden Xi Jinping ke Asia Tenggara: Sindiran Keras soal Ekonomi Negara-negara Ini

 Presiden China Xi Jinping (kiri) berjabat tangan dengan Raja Malaysia Sultan Ibrahim (kanan) saat berkunjung ke Istana Nasional di Kuala Lumpur, Rabu (16/4/2025).

Repelita, Jakarta - Kunjungan Presiden China Xi Jinping ke tiga negara Asia Tenggara menuai sindiran tajam dari komentator konservatif Amerika Serikat, Bill O’Reilly.

Dalam unggahan video di kanal YouTube miliknya, O’Reilly meremehkan kekuatan ekonomi Vietnam, Malaysia, dan Kamboja.

“Presiden Xi, izinkan saya beri tahu. Orang-orang di sana tak punya uang. Mereka tidak bisa membantumu, mereka tidak akan beli barang-barangmu,” ujar O’Reilly dalam video berdurasi 7 menit itu.

Mantan pembawa acara Fox News tersebut juga menuding kunjungan Xi bisa menjadi siasat untuk menyelundupkan produk China ke pasar Amerika melalui negara lain guna menghindari tarif tinggi.

“Mungkin dia mau selundupkan barang-barang China lewat label Vietnam, tetapi itu mudah ketahuan. Kalau China kehilangan pasar AS, habis sudah,” tambahnya sambil tertawa.

O’Reilly juga menyatakan bahwa hanya Amerika Serikat yang memiliki daya beli kuat.

“Karena kami (AS) punya uang, kami membeli barang-barang itu. Orang Melayu tidak akan membeli barang-barang Anda. Mereka tidak punya uang,” ujarnya lagi.

Pernyataan tersebut memicu reaksi keras dari Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. Ia menyebut komentar O’Reilly sebagai bentuk arogansi yang mencerminkan kurangnya pemahaman tentang dinamika ekonomi Asia Tenggara.

"Ini adalah tampilan yang jelas dari kesombongan ekstrem oleh individu yang pada kenyataannya, kurang informasi, bodoh, dan yang percaya bahwa hanya kelompok atau bangsa mereka yang berhasil," kata Anwar yang juga menjabat Menteri Keuangan Malaysia.

Kunjungan Presiden Xi dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan perang dagang antara China dan Amerika Serikat. Kebijakan tarif baru yang diberlakukan Presiden Donald Trump terhadap produk China—bahkan mencapai 245 persen—memaksa Beijing mencari pasar alternatif.

Xi memulai lawatannya di Vietnam pada 14–15 April 2025 dan disambut Presiden Luong Cuong. Keduanya menandatangani sejumlah perjanjian kerja sama strategis.

Dari Vietnam, Xi melanjutkan perjalanan ke Malaysia pada 15–17 April. Fokus kunjungan di Malaysia ialah memperkuat kemitraan dagang serta mendorong proyek-proyek dalam kerangka inisiatif Jalur Sutra Baru (Belt and Road Initiative).

Presiden China berusia 71 tahun itu menutup perjalanannya di Kamboja pada 17 April. Negara tersebut dikenal sebagai salah satu sekutu terdekat Beijing di kawasan Asia Tenggara. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved