Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Kasus Pelecehan Seksual oleh Dokter Kandungan di Garut, Korban Ungkap Perilaku Tidak Profesional

 

Repelita Garut - Dugaan kasus pelecehan seksual kembali mencuat dan memicu kehebohan di media sosial. Kali ini, sorotan publik tertuju pada dr. Muhammad Syafril Firdaus, seorang dokter spesialis kandungan (obgyn) yang praktik di salah satu klinik di Garut, Jawa Barat.

Kasus ini pertama kali diungkap oleh seorang dokter spesialis Konservasi Gigi UGM, drg. Mirza Mangku Anom, Sp.KG, melalui akun Instagram pribadinya @drg.mirza.

Dalam unggahan Instagram Story-nya, ia membagikan sejumlah pesan dari warganet yang mengaku sebagai korban atau mengetahui tindakan tidak pantas yang dilakukan oleh dokter tersebut.

Tak hanya itu, drg. Mirza juga menyertakan rekaman CCTV dari ruang praktik sebagai bukti pendukung.

Dalam rekaman yang diunggah, terlihat dr. Syafril tengah melakukan pemeriksaan USG pada pasien. Namun, gerakan tangannya yang berada di area sensitif pasien menimbulkan tanda tanya.

“Tolonglah, bekerja secara profesional dan bermartabat! Ini semua bukti aku punya lengkap lho, rekaman CCTV versi lengkap aku juga punya, dan aku selalu kesel ngelihat yang begini-begini,” tulis drg. Mirza, dikutip @drg.mirza Selasa (15/4/2025).

Setelah unggahan tersebut viral, sejumlah warganet mengirimkan pesan langsung kepada drg. Mirza dan menceritakan pengalaman pribadi mereka. Salah satunya adalah seorang wanita yang mengaku menjadi korban pada tahun 2023 ketika memeriksakan kandungan tanpa pendampingan suami.

“Dari awal udah aneh, mungkin karena saya sendiri, ya, nggak di samping suami. Dia minta WA, ngajak jalan ini itu. Saya memang sendiri, suami lagi nggak ada. Dia ngiming-imingi, ‘Udah kamu cek ke klinik saya, nggak usah bayar,’ tapi di sana saya dilecehin. Payudara saya dimainin, saya juga ditahan pakai tangan, tetap aja tangannya mainin,” ungkap korban melalui pesan yang kemudian dibagikan ulang oleh drg. Mirza.

Korban tersebut bahkan menyatakan bahwa dirinya masih menyimpan buku konsultasi dan mencatat tanggal kunjungan ke klinik, serta meyakini bahwa rekaman CCTV memperlihatkan dengan jelas perilaku dokter tersebut.

Laporan lain yang diterima oleh drg. Mirza juga menyebut bahwa dr. Syafril diduga sering menghubungi pasien secara pribadi melalui WhatsApp. Ia disebut-sebut menawarkan USG 4D gratis dengan syarat pasien datang sendiri tanpa didampingi suami atau keluarga.

“Dia selalu WA pasien-pasiennya, iming-iming USG 4D gratis, tapi ngajak main dan lain-lain. Tapi nggak boleh bawa suami atau siapapun pas periksa,” tulis seorang pengirim pesan yang mengaku sebagai junior yang pernah bekerja bersama dokter terduga pelaku.

Setelah kasus ini ramai diperbincangkan, akun Instagram milik dr. Syafril diketahui menghilang dari platform.

“Terpantau akun IG-nya menghilang beberapa menit setelah postingan pertamaku tentang kasusnya,” ungkap drg. Mirza.

Menurut informasi, laporan terhadap kasus ini telah disampaikan ke pihak kepolisian beberapa bulan lalu. Namun hingga kini, belum ada perkembangan berarti dari pihak berwenang.

“Semoga setelah mulai viral malam ini, kasus ini segera bisa ditindaklanjuti oleh kepolisian setempat,” harap drg. Mirza, seraya mendorong Kementerian Kesehatan dan organisasi profesi untuk segera turun tangan.

“Masyarakat masih menunggu ini semua. Jangan sampai publik kehilangan kepercayaan kepada profesi dokter,” lanjutnya.

Menanggapi video viral tersebut, beberapa dokter spesialis obgyn turut memberikan klarifikasi. Mereka menjelaskan bahwa dalam prosedur USG transabdomen, tangan kanan digunakan untuk memegang probe, sedangkan tangan kiri seharusnya mengatur alat atau keyboard, bukan menyentuh area tubuh pasien.

“Kalaupun perlu menaikkan baju sampai setinggi dada, mintalah pasien untuk menaikkan sendiri, atau minta bantuan asisten bidan. Jangan kita sendiri. Banyak langkah menghindari fitnah dan pelecehan,” ujar salah satu dokter obgyn yang namanya tidak disebutkan.

Senada dengan pernyataan itu, drg. Mirza juga telah mengonfirmasi kepada sejumlah koleganya.

“Aku tanya ke beberapa temanku yang dokter spesialis obgyn, jawabannya semuanya mirip seperti ini. Jadi ini mau alasan pemeriksaan apa kok sampai tangan kirinya di payudara pasien lama banget gitu?” ujarnya.

Unggahan tersebut pun memicu diskusi luas di media sosial setelah diunggah oleh beberapa akun gosip. Banyak warganet yang geram, terutama karena ini bukan kali pertama dugaan pelecehan oleh tenaga medis mencuat.

“Belum selesai kasus pelecehan yang dilakukan oleh Dokter Residen PPDS Anastesi di TSHS Bandung, sekarang muncul lagi kasus pelecehan yang dilakukan oleh Dokter Kandungan di Garut,” kata netizen.

“Pemeriksaannya gak wajar itu gak sampe ke dada gitu. Saya hamil gak pernah periksa serepot itu. Dan lagi selalu di dampingi suster walaupun periksanya sendiri. Itu mah pelecehan tangannya ngapain ke dada-dada,” kata lainnya.

“Udah paling bener obgyn itu perempuan aja”, timpal lainnya. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved