Repelita Jakarta – Bank Dunia memproyeksikan rasio utang pemerintah Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) akan meningkat signifikan menjadi 40,1% pada akhir tahun 2025.
Angka ini menunjukkan kenaikan dari 39,7% pada Januari 2025 dan 29,2% pada 2024.
Proyeksi ini disampaikan dalam laporan Macro Poverty Outlook (MPO) untuk Indonesia yang dirilis pada April 2025.
Peningkatan rasio utang ini diperkirakan akan didorong oleh belanja pemerintah yang lebih tinggi di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Belanja tersebut akan dialokasikan untuk mendukung program-program prioritas, termasuk inisiatif sosial berskala besar.
Akibatnya, defisit fiskal diproyeksikan mencapai 2,7% dari PDB pada tahun 2025.
Meskipun rasio utang Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara berkembang lainnya, lembaga internasional seperti Bank Dunia dan IMF mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan fiskal.
Kenaikan utang yang signifikan dapat meningkatkan beban pembayaran bunga utang dan berisiko terhadap stabilitas ekonomi jangka panjang.
Pemerintah Indonesia diharapkan dapat mengelola utang dengan bijaksana, memastikan bahwa pinjaman digunakan untuk investasi produktif yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, reformasi perpajakan dan peningkatan pendapatan domestik bruto (PDB) juga menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan fiskal negara.
Dengan proyeksi rasio utang yang terus meningkat hingga 2027, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk memastikan bahwa utang yang ditarik dapat memberikan manfaat maksimal bagi pembangunan nasional tanpa membebani generasi mendatang.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok