Repelita Jakarta – Pernyataan jurnalis senior Lukas Luwarso mengenai Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kembali menjadi sorotan publik.
Luwarso menilai langkah-langkah politik Gibran semakin tidak serius dan terkesan konyol.
Menurutnya, Gibran seharusnya lebih fokus pada tugas kenegaraan daripada melakukan tindakan yang tidak relevan.
Luwarso juga mengkritik sikap Gibran yang sering menghindar dari wartawan, menilai hal tersebut sebagai tanda ketidakmampuan dalam berkomunikasi.
Ia menyarankan agar Gibran mengikuti pelatihan public speaking untuk meningkatkan kemampuannya dalam berinteraksi dengan media.
Kritik ini menambah daftar panjang sorotan terhadap kinerja Gibran sebagai wakil presiden.
Sebelumnya, Gibran juga mendapat kritik terkait tindakannya yang dianggap tidak etis, seperti mengusir jamaah sholat Jumat di Masjid Raya Baiturrahman, Semarang.
Luwarso menilai tindakan tersebut mencerminkan ketidakpahaman Gibran terhadap etika sosial dan moral sebagai seorang pemimpin.
Kritik serupa juga datang dari pengamat politik yang menilai posisi Gibran lebih sebagai persiapan menuju Pemilu 2029 daripada kontribusi nyata di pemerintahan.
Beberapa pihak menilai bahwa Gibran lebih fokus pada pencitraan pribadi daripada menjalankan tugas sebagai wakil presiden dengan serius.
Berita ini mencerminkan kompleksitas dinamika politik dan tantangan yang dihadapi oleh Gibran dalam menjalankan perannya di pemerintahan. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

