Repelita Ruteng - Senyum terpancar dari wajah Prof. Hieronimus Canggung Darong saat resmi dikukuhkan sebagai guru besar ketiga dari Universitas Katolik (UNIKA) Santo Paulus Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Prof. Hieronimus dikukuhkan sebagai guru besar Fakultas Ilmu Keguruan UNIKA St. Paulus Ruteng pada Jumat. Dalam orasi ilmiahnya, ia mengaku terhormat bisa meraih gelar guru besar dalam Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris.
Orasi ilmiah yang dibawakannya berjudul "Pendekatan Systemic Functional Linguistics (SFL) dalam Pembelajaran Bahasa Inggris: Refleksi dan Implementasi."
"Sesungguhnya orasi ilmiah ini adalah refleksi akademis atas tridharma yang saya jalankan, baik secara individu maupun hasil kolaborasi saya bersama dosen dan mahasiswa," kata Prof. Hieronimus di Kampus UNIKA St. Paulus Ruteng.
Ia berharap orasi ilmiah yang disampaikan dapat memberikan wawasan dan menjadi bahan refleksi serta diskusi bersama, khususnya dalam konteks pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris.
Perjuangan Prof. Hieronimus untuk meraih gelar guru besar tidaklah mudah. Sejak kecil, ia harus menghadapi berbagai tantangan. Ayahnya, Romanus Dama, mengisahkan bahwa anak sulungnya itu sering berjualan pisang goreng keliling kampung sepulang sekolah dasar. Bahkan, di hari libur pun ia tetap berjualan.
"Ia jual pisang goreng saat orang-orang kampung sedang menikmati kopi pagi maupun sore," ujar Romanus.
Romanus menambahkan, putranya bahkan rela berjalan kaki dari kampung Beokina menuju Cancar, ibu kota kecamatan, untuk mengambil roti dari toko dan menjualnya kembali di kampung asalnya.
Hasil dari berjualan itu ditabung untuk membeli barang-barang yang benar-benar dibutuhkan atau membantu keperluan keluarganya. Bahkan, Prof. Hieronimus pernah membeli baju seragam untuk tante dan pamannya yang masih sekolah dasar.
"Suatu ketika Iron pulang jual kue, karena merasa untung, ia ke kios untuk beli sandal buat tantenya. Sayangnya, sandal yang dibelinya itu kiri semua," tutur Romanus.
Sementara ibunya, Sobina Lemong, bercerita bahwa sejak kecil anak sulungnya itu selalu mengisi waktu luang dengan membaca dan menulis.
"Tiada hari tanpa membaca. Bahkan saat makan pun dia tetap membaca. Dia dan bapaknya juga sering bertukar buku untuk dibaca," ungkap Sobina.
Sebagai penutup, Prof. Hieronimus menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah membantunya meraih gelar guru besar.
"Ketercapaian saya dalam pemerolehan guru besar di bidang Pendidikan Bahasa Inggris tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak," ucapnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok