Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Menu Makan Bergizi Gratis Saat Ramadan Dikritik, Ahli Gizi: Didominasi Produk Ultraproses

 Menu MBG Ramadan Diganti Roti dan Sereal Instan, Ahli Gizi: Makin Jauh dari Sehat

Repelita Jakarta - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa sekolah menuai sorotan setelah menu saat Ramadan diganti menjadi roti dan sereal instan Energen. Perubahan ini memicu kekhawatiran karena makanan tersebut didominasi oleh produk ultraproses yang dianggap kurang sehat.

Dokter sekaligus ahli gizi masyarakat, dr. Tan Shot Yen, menyoroti bahwa meskipun makanan tersebut mungkin mencukupi kebutuhan energi, namun bukan berarti memberikan gizi seimbang.

"Soal cukup atau tidak, yang pasti ini bukan gizi seimbang yang sehat karena didominasi produk ultraproses," ujar dr. Tan.

Ia menjelaskan bahwa produk ultraproses seperti roti dan sereal instan tidak dapat dikategorikan sebagai pangan berkualitas jika masih tersedia banyak pangan utuh yang lebih sehat.

"Produk ultraproses tidak pernah disebut pangan berkualitas jika di negara tersebut masih banyak pangan utuh yang lebih sehat," katanya.

Terkait menu MBG yang ideal untuk siswa yang berpuasa, dr. Tan menilai bahwa untuk berbuka, kurma dan air sudah cukup dan lebih baik dibandingkan makanan instan.

"Kan sunnah Nabi hanya kurma dan air. Jika makanan seperti biasa dibiarkan lebih dari dua jam dalam suhu 5-60°C, risiko pertumbuhan bakteri meningkat," papar dr. Tan.

Sebelumnya, dr. Tan juga menyoroti kendala dalam implementasi MBG, terutama dalam menjaga keamanan pangan sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Menurutnya, makanan dalam program MBG dimasak sejak pukul 04.30 pagi, tetapi baru dikirim ke sekolah dalam beberapa kloter, dengan kloter terakhir mencapai pukul 12.00 siang.

Padahal, standar WHO menyebutkan bahwa makanan harus disimpan pada suhu di bawah 5°C atau di atas 60°C untuk mencegah pertumbuhan mikroba berbahaya.

"Sayangnya, dalam praktiknya, makanan MBG dibiarkan dalam suhu kritis 5-60°C lebih dari dua jam, sehingga berpotensi mengalami kontaminasi," jelasnya.

Ia juga menyoroti laporan dari penerima manfaat yang mengeluhkan makanan yang basi atau memiliki rasa yang aneh.

"Sekarang bisa dipahami, kenapa ada keluhan makanan basi atau rasanya aneh," ujarnya. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad


Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved