Repelita Jakarta - Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan, menilai keberadaan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) masih banyak yang belum jelas. Lembaga yang diluncurkan pada Senin kemarin itu dipertanyakan apakah berfungsi sebagai holding atau pengelola investasi dari tujuh BUMN besar.
"Siapapun yang menjadi kepala BPI Danantara pasti akan sulit, bahkan berpeluang gagal. Pertama, tujuan pendirian BPI Danantara tidak jelas, apakah sebagai holding atau sebagai pengelola investasi," ujar Anthony di Jakarta.
Menurutnya, jika BPI Danantara bertindak sebagai holding, maka fungsinya hanya menentukan arah bisnis dan kebijakan BUMN yang dikelolanya. "Dalam hal ini, kepala BPI Danantara tidak memiliki pengaruh apapun kecuali, mungkin pengaruh politik," kata Anthony.
Namun, jika berperan sebagai pengelola investasi, Anthony mempertanyakan sumber dana yang akan dikelola oleh lembaga ini.
"Kalau dana dari tujuh BUMN yang berada di bawahnya, melalui pembagian dividen, hal itu membahayakan BUMN tersebut. Karena kemungkinan besar akan ada pemaksaan pembagian dividen dari tujuh BUMN tersebut kepada BPI Danantara untuk diinvestasikan. Hal ini membuat keuangan BUMN itu bermasalah di kemudian hari," ungkapnya.
Lebih lanjut, Anthony menegaskan bahwa jika tujuan pembentukan BPI Danantara untuk mengelola dana investor dari luar negeri, maka potensi kegagalannya lebih besar.
"Tidak ada investor asing, baik investor institusional maupun individual, yang akan mempercayakan dana kelolaannya kepada BPI Danantara. Hal ini sudah terbukti dari kegagalan total Lembaga Pengelola Investasi (LPI) dalam menarik pendanaan asing," tandasnya.
Di tengah berbagai tanda tanya terkait lembaga ini, tersiar kabar bahwa Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan P Roeslani, diplot menjadi Kepala BPI Danantara.
Rosan menggantikan posisi Muliaman D Hadad, yang sejak awal menggarap pembentukan badan baru ini. Ia juga akan didampingi oleh Wakil Menteri BUMN, Dony Oskaria, yang dekat dengan pengusaha Chairul Tanjung, sebagai Wakil Kepala Bidang Operasional BPI Danantara.
Selain itu, Wakil Bendahara Umum Pandu Sjahrir, yang juga keponakan Luhut Binsar Pandjaitan, disebut-sebut akan menduduki posisi Wakil Kepala Bidang Investasi BPI Danantara.
Sementara itu, Muliaman D Hadad kabarnya akan menjabat sebagai Kepala Dewan Pengawas BPI Danantara. Ia akan bertugas bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri BUMN Erick Thohir.
BPI Danantara menjadi rebutan banyak pihak karena posisinya yang strategis dalam mengelola aset tujuh BUMN besar dengan nilai mencapai Rp14.700 triliun. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok