Repelita Denpasar - Proyek tol Gilimanuk – Mengwi yang sepanjang 96,84 km dipastikan batal dilanjutkan pada masa pemerintahan Presiden Prabowo. Hal ini terungkap setelah Presiden Prabowo menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025 yang menetapkan 77 Proyek Strategis Nasional (PSN). Dalam Perpres tersebut, proyek tol Gilimanuk – Mengwi tidak termasuk dalam daftar PSN yang disahkan.
Proyek tol tersebut sebelumnya merupakan bagian dari 280 PSN era Presiden Jokowi yang kini dievaluasi kembali oleh Presiden Prabowo Subianto. Dari 77 PSN yang disahkan, 29 proyek di antaranya merupakan proyek baru, sementara 48 proyek lainnya adalah lanjutan dari pemerintahan sebelumnya. Proyek tol Gilimanuk – Mengwi tidak ada dalam daftar tersebut.
Pembangunan proyek tol ini sudah terhenti sejak penghujung masa jabatan Gubernur Wayan Koster periode pertama. Pada Oktober 2023, Kementerian PUPR sempat melakukan lelang ulang proyek tersebut. Namun, keputusan Presiden Prabowo yang menghapus proyek ini dari PSN memicu reaksi keras dari masyarakat Bali.
Sejak beberapa hari terakhir, masyarakat Bali ramai membahas dan menyesalkan keputusan tersebut di media sosial. Wakil Gubernur Bali Nyoman Giri Prasta menyatakan, "Nanti saya harus lihat dulu, ini kan kebijakan dari pusat kemarin, jadi kami harus koordinasi."
Saat ditanya mengenai kelanjutan proyek tol jika tidak ada suntikan dana dari pusat, Wagub Giri Prasta memilih memberikan jawaban diplomatis. Ia mengungkapkan bahwa lebih baik mematangkan rencana proyek tersebut terlebih dahulu, daripada terburu-buru melaksanakannya.
"Lebih baik perencanaan tiga, empat, lima tahun dan seterusnya, nanti eksekusinya cepat. Kalau target setahun, ya setahun selesai, kalau saya matangkan dahulu," kata Wagub Bali.
Wagub Giri Prasta juga menyampaikan kekhawatirannya jika proyek yang dimulai pada September 2022 tersebut terburu-buru. Mengingat ia baru menjabat sebagai Wakil Gubernur pada periode kedua kepemimpinan Gubernur Wayan Koster, ia tidak ingin proyek tersebut gagal karena perencanaan yang terburu-buru. "Banyak adendum, bisa tidak jalan dan sebagainya, kalau saya tidak mau, matangkan rencana, gas, sudah jalan," tandasnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok