Repelita Jakarta - Anggota DPR RI Benny K Harman menantang keberanian Kejaksaan Agung dalam mengusut Saudagar Minyak, Mohammad Riza Chalid, dalam kasus dugaan korupsi Pertamina.
“Pertanyaan yang muncul adalah beranikah Kejaksaan Agung menyentuh tokoh ini?” kata Benny K Harman dalam akun X pribadinya, Senin.
Menurutnya, publik saat ini sedang menyoroti tajam kasus yang diduga merugikan negara hingga Rp1 kuadriliun.
“Mata seluruh rakyat Indonesia dari seantero negeri sedang mengarah ke kasus ini,” tandas politisi Demokrat tersebut.
Keterlibatan Riza Chalid semakin menguat setelah sang anak, Muhammad Kerry Adrianto, ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Kerry diduga menerima keuntungan secara tidak sah dari proses pengiriman minyak untuk memenuhi kebutuhan Pertamina melalui perusahaannya, PT Navigator Khatulistiwa.
Sebelumnya, rumah Riza Chalid sempat digeledah oleh Kejaksaan Agung. Rumah tersebut diduga menjadi salah satu kantor operasional anaknya.
Namun, hingga saat ini, belum ada tanda-tanda Kejaksaan Agung akan memanggil Riza Chalid.
Nama Riza Chalid bukan kali ini saja terseret kasus besar. Ia sebelumnya sempat dibidik dalam skandal Petral dan kasus ‘papa minta saham’. Namun, hingga kini, ia selalu berhasil lolos dari jeratan hukum.
Eks Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said pernah mengungkap bahwa transformasi Pertamina sudah dilakukan sejak 2015. Ia juga menduga bahwa mafia migas semakin berkembang di era pemerintahan Jokowi.
“Di tahun 2014 saya pernah katakan kepada Presiden Joko Widodo: ‘Penataan energi dan pemberantasan mafia migas bukan soal teknis, tapi soal kelurusan pemimpin negara’,” ungkapnya.
Menurutnya, rentetan peristiwa yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa Indonesia sedang dikepung korupsi, dengan praktik pemburuan rente yang merugikan rakyat.
“Keadaan hari-hari ini adalah bukti bahwa negara kita sedang dikepung oleh korupsi akut dan praktik perburuan rente yang menyakitkan rakyat,” ujarnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok