Repelita Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief, menyoroti kinerja Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) selama menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina. Ia mempertanyakan realisasi pembangunan kilang minyak yang telah lama menjadi wacana publik.
"Soal pembangunan kilang minyak jadi wacana publik sejak lama," ujar Andi Arief melalui akun X @Andiarief.
Ia meminta agar pertanyaan mengenai pembangunan kilang diajukan langsung kepada Ahok.
"Tolong titip pertanyaan buat Pak Ahok, berapa banyak kilang yang sudah dibangun selama menjadi Komut?" tambahnya.
Menurut Andi Arief, dalam berbagai wawancara Ahok di sejumlah stasiun televisi, pertanyaan mengenai progres pembangunan kilang tidak pernah dibahas secara mendalam.
"Melihat wawancaranya di beberapa TV, itu tidak ditanyakan," tandasnya.
Menanggapi hal tersebut, Kader PDI Perjuangan Ferdinand Hutahaean memberikan komentar yang menegaskan bahwa pembangunan kilang minyak bukan merupakan kewenangan Komisaris Utama Pertamina.
"Pembangunan kilang bukan domain kebijakan Pertamina, apalagi Komut. Dirut saja tak berwenang putuskan bangun kilang minyak baru," ujar Ferdinand.
Ia menjelaskan bahwa keputusan membangun kilang minyak berada di tangan pemerintah, bukan Pertamina. Ferdinand juga menyebut bahwa pada era Ahok sebagai Komisaris Utama, terdapat proyek pembangunan kilang di Tuban yang dikerjakan oleh perusahaan Rusia, Rosneft. Namun, proyek tersebut terhenti akibat sanksi Amerika Serikat terhadap Rusia.
"Era Komut Ahok ada pembangunan kilang di Tuban oleh Rosneft Rusia, tapi berhenti karena sanksi Amerika terhadap Rusia," jelasnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok