Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

59 Titik Ladang Ganja di TNBTS Terungkap, Masyarakat Curigai Pembatasan Akses

Repelita Jakarta - Sebanyak 59 titik ladang ganja ditemukan di dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Temuan ini mengundang kecurigaan masyarakat, terutama warganet di media sosial, terkait pembatasan akses ke kawasan tersebut.

"Buset ladang ganja. BTW, siapa yang nanam, memupuk, dan tentunya siapa yang punya," tulis seorang netizen.

"Drone terbang tinggi dimintai 2 juta dengan embel-embel menjaga ekosistem lah. Padahal, (drone) juga terbang tinggi. Suka-suka ente lah. #Bromo #Ladangganja," tulis akun @fher*ntz di media sosial Threads.

Ladang ganja di kawasan TNBTS seluas sekitar 1 hektare tersebar di 59 titik. Setiap titik memiliki luas bervariasi, mulai dari 4 meter persegi hingga 16 meter persegi. Temuan ini terungkap dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Lumajang dengan agenda pembuktian.

Dua terdakwa utama adalah Tomo bin (Alm) Sutamar dan Tono bin Mistam, keduanya berasal dari Dusun Pusung Duwur, Desa Argosari, Kecamatan Senduro. Terungkap juga sosok misterius bernama Edy, yang diduga menjadi aktor intelektual di balik ladang ganja tersebut.

Edy, yang saat ini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO), disebut sebagai penyedia bibit dan penjamin upah menanam serta penampung hasil panen. Saksi dari kepolisian mengungkapkan bahwa identitas Edy tidak tercatat dalam file desa hingga kependudukan.

Tiga orang saksi dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam persidangan, yaitu Kepala Resor Senduro, Yunus, Polisi Hutan, Untung, dan staf kantor Balai Besar TNBTS, Edwy. Mereka memberikan keterangan secara daring.

Kepala Bidang Wilayah II Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Decky Hendra, mengatakan bahwa 59 titik ladang ganja ditemukan di kawasan TNBTS Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Lumajang, dengan bantuan drone.

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni membantah bahwa penemuan ladang ganja menjadi alasan penutupan TNBTS. Dia menegaskan bahwa temuan ini merupakan hasil kolaborasi Kementerian Kehutanan dan Kepolisian RI.

"Ladang ganja itu bukan hasil karya teman-teman Taman Nasional di sana. Tapi itu bekerja sama dengan kepolisian untuk menemukan ladangnya," kata Raja Juli Antoni.

"Kan isunya, 'Oh, ditutup supaya ganjanya tidak ketahuan, justru dengan drone', dan teman-teman di Taman Nasional yang menemukan titiknya bersama Polhut, itu kita cabut dan menjadi barang bukti yang kita bawa ke polisi," imbuhnya.

"Insyaallah staf kami tidak ada yang begitu, ada juga paling nanam singkong," tambahnya.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved