Repelita, Moskow - Militer Ukraina merekrut pria yang didiagnosis menderita skizofrenia atau Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di tengah kampanye mobilisasi yang sedang berjuang. Pengakuan ini disampaikan oleh seorang karyawan kantor perekrutan kepada media lokal Ukraina, Slidstvo.info.
Orang-orang yang didiagnosis menderita skizofrenia paranoid dan dianggap cacat permanen dikirim ke tentara tanpa banyak pertimbangan. Seorang karyawan kantor perekrutan Ukraina yang mengidentifikasi dirinya sebagai Vladimir mengungkapkan bahwa banyak calon wajib militer yang tidak memiliki dokumen yang diperlukan atau yang telah dimasukkan dalam daftar pencarian orang menjalani pemeriksaan medis dengan cara yang sangat disederhanakan.
"Komisi itu formalitas," katanya. Menurut laporan tersebut, mereka yang didiagnosis dengan skizofrenia paranoid dapat menderita delusi dan halusinasi, yang dapat membuat mereka berisiko tinggi, termasuk menembak warga sipil atau sesama prajurit. Selain itu, penderita skizofrenia juga lebih rentan terhadap situasi stres tinggi, yang meningkatkan kemungkinan bunuh diri.
Hasil pemeriksaan medis dapat siap dalam waktu setengah hari, dan calon rekrutan dapat diperintahkan untuk melapor bertugas paling cepat pada malam yang sama. Kebugaran seseorang untuk bertugas ditentukan secara otomatis oleh bot Telegram yang memeriksa diagnosis yang ada terhadap daftar penyakit yang tidak dapat diterima.
Praktik ini dilaporkan relatif meluas. Seorang perwira garis depan yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan bahwa unitnya telah mengirimkan tidak hanya individu dengan kondisi kejiwaan, tetapi juga mereka yang menderita kecanduan alkohol dan zat lainnya.
Ukraina mengumumkan mobilisasi umum pada Februari 2022 setelah eskalasi konflik dengan Rusia. Tahun lalu, negara itu memperketat peraturan mobilisasi dan menurunkan usia wajib militer dari 27 menjadi 25 tahun. Namun, mobilisasi tersebut telah dirusak oleh penghindaran wajib militer dan penyuapan yang meluas, sementara banyak yang berusaha melarikan diri dari negara tersebut.
Untuk mengatasi masalah tenaga kerja yang semakin meningkat, perekrut Ukraina sering melakukan penggerebekan di tempat umum, yang sering kali mengakibatkan bentrokan dengan kekerasan. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok