Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Sosok Pertama yang Perintahkan Pertamax Dioplos Pertalite, Gaji Rp 1 M per Bulan Bikin Geram

 Maya Kusmaya selaku Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga ditetaplan menjadi tersangka kasus dugaan korupsi tata kelola minyak dan produksi kilang, Rabu (26/2/2025). (KOMPAS.COM)

Repelita, Jakarta - Terungkap siapa sosok pertama yang memerintahkan agar Pertamax dioplos dengan campuran Pertalite demi meraup keuntungan besar. Kecurangan ini menyebabkan kerugian bagi Pertamina hingga ratusan triliun rupiah per tahun.

Sosok yang diduga pertama kali menginisiasi pengoplosan ini adalah Maya Kusmaya, Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga. Ia ditangkap oleh Kejaksaan Agung pada Rabu setelah sebelumnya mangkir dari panggilan pemeriksaan.

Maya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak dan produksi kilang Pertamina. Ia diduga terlibat dalam perencanaan serta pelaksanaan blending Pertamax alias RON 92 dengan minyak berkualitas lebih rendah. Kasus ini mencakup aktivitas di PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kerja Sama (KKS) selama periode 2018 hingga 2023.

Dengan penetapan ini, jumlah pejabat tinggi Pertamina yang terseret kasus serupa bertambah menjadi enam orang. Bersama Maya, Kejagung juga menetapkan Edward Corne, VP Trading Operations PT Pertamina Patra Niaga, sebagai tersangka.

Pihak Kejagung menyatakan keduanya tidak memenuhi panggilan pemeriksaan yang dijadwalkan pada Rabu pukul 10.00 WIB di Jakarta. Akibatnya, penyidik melakukan penjemputan paksa. Namun, hingga pukul 14.00 WIB, keduanya belum juga hadir, sehingga penjemputan dilakukan langsung di kantor Maya. Kini, mereka ditahan di Rutan Salemba Cabang Kejagung untuk pemeriksaan selama 20 hari ke depan.

Maya Kusmaya diketahui memiliki latar belakang akademik di bidang teknik kimia dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Norwegian University of Science and Technology (NTNU). Kariernya di Pertamina dimulai dari berbagai posisi strategis hingga akhirnya menduduki jabatan direktur pada Juni 2023.

Yang menjadi sorotan dalam kasus ini adalah besaran gaji dan tunjangan para petinggi Pertamina. Berdasarkan laporan keuangan 2023 PT Pertamina Patra Niaga, total kompensasi untuk manajemen kunci mencapai 19,1 juta dolar AS atau sekitar Rp 312 miliar per tahun. Jika dibagi rata, setiap individu diperkirakan menerima sekitar Rp 21,8 miliar per tahun, atau setara Rp 1,8 miliar per bulan.

"Gaji miliaran tapi masih rakus, rakyat disuruh beli BBM mahal," tulis seorang netizen.

"Orang kecil antre BBM subsidi, mereka malah oplos buat cari untung. Parah!" komentar lainnya.

Kasus ini memicu kemarahan publik, mengingat banyak rakyat masih berjuang memenuhi kebutuhan hidup, sementara para petinggi perusahaan pelat merah menikmati gaji dan fasilitas mewah.

"Tak sebanding dengan penderitaan rakyat," tulis seorang warganet, merespons besaran gaji dan praktik korupsi yang terjadi di tubuh Pertamina. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad


Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved