Repelita Jakarta - Sikap politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di bawah rezim pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dipastikan akan menjadi oposisi. Hal ini diungkapkan oleh Pengamat Politik Ray Rangkuti yang menilai bahwa Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, telah memberikan sinyal kuat terkait posisi oposisi partainya dalam pemerintahan.
Menurut Ray Rangkuti, penilaian itu berangkat dari instruksi Megawati yang melarang kepala daerah dari PDIP untuk mengikuti retret di Akademi Militer (Akmil), Magelang. Langkah tersebut dianggap sebagai simbol bahwa PDIP akan berseberangan dengan pemerintah.
"Jika dalam seratus hari masa kerja Prabowo geliat oposisi masih moderat, kebijakan menarik kader mereka dari retret adalah pernyataan terbuka untuk oposisi keras PDIP," kata Ray Rangkuti, Jumat (21/2).
Rangkuti juga menilai bahwa penahanan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, menjadi salah satu alasan Megawati melarang kader mengikuti retret. Selain itu, Rangkuti mengungkapkan bahwa Prabowo Subianto tampaknya tidak ingin berkoalisi dengan PDIP.
Pengamat politik dari Lingkar Madani Indonesia itu merujuk pada pidato Prabowo saat HUT ke-17 Partai Gerindra beberapa waktu lalu. Dalam pidato tersebut, Prabowo memuji Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di depan tamu undangan dan kader Gerindra.
"Pidato dan teriakan ‘hidup Jokowi’ seperti isyarat keras Prabowo bahwa pemerintahan Prabowo lebih memilih berkoalisi dengan Jokowi dibanding dengan PDIP," ujar Ray Rangkuti. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok