JAKARTA -- Pengamat politik dan Guru Besar Saiful Mujani memastikan pasangan Pramono-Rano memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2024 dalam satu putaran.
Berdasarkan akumulasi seluruh C1 yang dihimpun, kata Saiful, pasangan ini berhasil meraih 50,07 persen suara.
"Pram-Rano nyatakan menang satu putaran," ujar Saiful dalam keterangannya.
Namun, pernyataan ini bertolak belakang dengan klaim dari pihak pasangan Rido (Ridwan Kamil-Suswono), yang menilai Pilkada Jakarta harus dilakukan dalam dua putaran.
"Sementara Rido bilang pilkada Jakarta 2 putaran karena belum ada yang menang 50 persen plus," cetusnya.
Alasannya, menurut kubu Rido, belum ada pasangan yang memperoleh lebih dari 50 persen suara.
"Berapa angka kurangnya Pak Rido? Udah itung C1?" Saiful menuturkan.
Ia menegaskan bahwa perhitungan akurat seharusnya mengacu pada data C1 yang telah tersedia di KPU.
"Harus hitung seluruh TPS. C1 sudah tersedia di KPU. Tinggal itung, kecuali niat lain," imbuhnya.
Menurutnya, jika perbedaan hasil berada dalam margin of error, maka quick count tidak bisa dijadikan acuan utama.
"Kalau dalam margin of error, bedanya dari 50 persen plus, quick count gak nolong," kuncinya.
Sebelumnya, Saiful Mujani menganggap endorse Jokowi tidak laku di Jakarta, namun ada yang perlu diwaspadai Pramono-Rano sampai pengumuman dari KPU.
Melihat selisih suara antara Pramono-Rano terbilang tipis, Saiful memberikan pandangannya.
Dalam sebuah wawancara, ia menekankan pentingnya kehati-hatian KPU hingga pengumuman resmi.
"Karena selisihnya sangat tipis, oleh karena itu dukungan pendukung itu harus lengkap," ujar Saiful.
Ia juga memperingatkan bahwa Ridwan Kamil tentu memiliki kepentingan untuk menuntut keadilan, terutama dengan selisih hasil yang kecil.
"Di sisi lain, Ridwan Kamil tentu berkepentingan, pasti akan menuntut karena selisih yang tipis tersebut," ucapnya.
Dikatakan Saiful, meskipun selisih hanya terpaut sedikit, namun hal tersebut tidak akan menjadi masalah ketika tim dari Pramono-Rano memiliki dokumen yang cukup.
"Tapi setipis apapun, kalau punya dokumen yang cukup, itu bisa diselesaikan dengan baik," Saiful menuturkan.
Namun, ia mengingatkan KPU agar tidak main-main dalam menangani proses pemilu di Jakarta.
"Ini yang paling penting, KPU jangan main-main ini. Seperti yang saya katakan, ini Jakarta bukan Indonesia. Jadi jangan nantang gitu loh, karena bisa terjadi chaos. Itu yang saya khawatir," tandasnya.***
Editor: Elok R-ID