Repelita, Jakarta 22 Desember 2024 - Pernyataan Presiden Prabowo yang menyebutkan bahwa kenaikan PPN menjadi 12 persen hanya berlaku untuk barang mewah kini menuai sorotan. Pasalnya, sejumlah barang kebutuhan harian seperti sabun, deterjen, hingga pakaian juga terkena dampak kenaikan tersebut.
"Kan sudah diberi penjelasan ya, PPN adalah undang-undang yang kita akan laksanakan, tapi selektif hanya untuk barang mewah," ujar Prabowo kepada awak media pada 6 Desember 2024 lalu.
Namun, pernyataan tersebut menuai kritik dari sejumlah ekonom. Mereka menganggap bahwa meskipun tarif PPN 12 persen diklaim hanya berlaku untuk barang mewah, namun kenyataannya tarif tersebut tetap berlaku untuk barang dan jasa yang menjadi objek pajak.
Barang yang dikecualikan, seperti bahan pangan sembako, jasa pendidikan, kesehatan, dan transportasi, jumlahnya semakin sedikit. Bahkan, barang-barang premium seperti bahan pangan dan jasa pendidikan serta kesehatan premium akan dikeluarkan dari daftar pengecualian.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, PPN 12 persen tetap berdampak luas pada banyak barang yang dikonsumsi masyarakat, termasuk peralatan elektronik dan suku cadang kendaraan bermotor.
"Kalau sabun dan deterjen masuk dalam kategori barang orang mampu, narasi pemerintah semakin kontradiksi dengan keberpihakan pajak," kritik Bhima Yudhistira melalui siaran persnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok
