Repelita, Jakarta 23 Desember 2024 - Ketua Yayasan Universitas Jayabaya Moestar Putra Jaya Moeslim memuji pidato Presiden Prabowo Subianto pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-11 Developing Eight (D-8) di Kairo, Mesir, yang menyoroti pentingnya persatuan negara-negara Muslim dalam mendukung Palestina. Moestar menilai pidato tersebut sebagai pesan mendalam mengenai kekuatan kolektif dunia Islam untuk memberikan dukungan nyata kepada Palestina.
Moestar mengungkapkan bahwa pidato Prabowo berhasil menyentuh banyak orang, termasuk dirinya. "Dengan penuh keberanian, beliau menyampaikan pesan penting, kalau kita lemah, bagaimana bisa mendukung Palestina?" ujarnya. Moestar mengapresiasi pemahaman Prabowo terhadap dinamika geopolitik dan tantangan yang dihadapi dunia Islam saat ini. Dalam pidatonya, Prabowo tidak hanya menyerukan dukungan untuk Palestina, tetapi juga mengingatkan tentang perpecahan yang sering menghambat langkah kolektif negara-negara Muslim.
"Pernyataan beliau mengingatkan kita bahwa solidaritas tanpa tindakan nyata hanyalah sekadar simbolisme," jelas Moestar. Ia juga menambahkan bahwa pidato Prabowo menggarisbawahi pentingnya tindakan nyata dalam memperjuangkan Palestina.
Moestar mengagumi ketegasan Prabowo di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian. Menurutnya, pidato tersebut mengingatkan bahwa perjuangan untuk Palestina bukan hanya sebuah retorika, melainkan perjuangan kolektif yang membutuhkan kekuatan bersama. Ia yakin Indonesia, dengan jumlah penduduk Muslim terbesar, di bawah kepemimpinan Prabowo, dapat menjadi motor penggerak persatuan dunia Islam.
"Pidato Prabowo bukan hanya ucapan, tetapi komitmen untuk membawa isu Palestina ke meja diplomasi internasional dengan langkah-langkah nyata dan strategis," tambah Moestar. Ia berharap pidato tersebut menjadi penggerak solidaritas yang lebih besar, bukan hanya di kalangan pemimpin, tetapi juga di hati setiap Muslim di seluruh dunia.
Moestar juga menekankan bahwa dunia Islam membutuhkan lebih banyak pemimpin seperti Prabowo, yang berani, tegas, dan memiliki visi jangka panjang untuk menciptakan perubahan nyata. Ia menyatakan, "Perjuangan untuk Palestina adalah perjuangan kita semua."
Sebelumnya, dalam pidatonya di KTT D-8, Prabowo mengajak negara-negara anggota D-8 untuk bersatu dan berkolaborasi agar dapat menjadi kekuatan yang lebih besar dalam mendukung kemerdekaan Palestina. Ia menegaskan bahwa tanpa persatuan dan mengatasi perbedaan, negara-negara D-8 tidak akan bisa menjadi kuat.
"Kita harus belajar dari situasi geopolitik yang terjadi di sekitar kita. Tanpa persatuan, tanpa mengatasi perbedaan, kita tidak bisa menjadi kuat," kata Prabowo. Ia juga mengingatkan bahwa dukungan terhadap Palestina akan lebih bermakna jika negara-negara Muslim bersatu dan kuat.
Prabowo menambahkan bahwa negara-negara D-8 harus mendorong pertumbuhan ekonomi untuk menjadi kekuatan global yang lebih besar. D-8, yang memiliki gabungan PDB sebesar USD 4,81 triliun pada tahun 2023, diperkirakan akan berada di antara 25 ekonomi terbesar dunia pada tahun 2050.
Selain itu, Prabowo menegaskan bahwa D-8 harus lebih dari sekadar blok ekonomi. Ia menyarankan agar D-8 menjadi gerakan global yang berjuang untuk tatanan dunia yang lebih adil dan berkeadilan, serta mengatasi masalah kemiskinan di dunia Muslim.
D-8 adalah organisasi kerja sama ekonomi yang dibentuk pada tahun 1997, yang anggotanya terdiri dari Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Malaysia, Nigeria, Turki, dan Pakistan. Indonesia sendiri akan memegang posisi sebagai Ketua D-8 mulai 1 Januari 2026. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

