Repelita, Jakarta 20 Desember 2024 - Polisi mengungkap peran Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Hamdan Juhannis, dalam membantu membongkar sindikat pabrik uang palsu di kampusnya. Kapolrestabes Makassar, AKBP Reonald Simanjuntak, menjelaskan bahwa Hamdan sangat berperan aktif dalam membantu penyelidikan polisi.
Awalnya, polisi memberi tahu Hamdan tentang temuan mesin pencetak uang palsu di UIN Alauddin. Hamdan pun kaget dan segera membantu mencari keberadaan pabrik uang palsu tersebut. "Kampus ini sangat luas, tanpa bantuan Pak Rektor, kami mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk menemukannya," kata Reonald.
Polisi akhirnya berhasil menemukan mesin pencetak uang palsu berkat koordinasi dengan Hamdan. Kasat Reskrim Polres Gowa, AKP Bachtiar, juga menambahkan bahwa Hamdan aktif bertanya siapa yang perlu diperiksa dan menawarkan bantuan pada setiap tahap penyelidikan.
Hamdan mengungkapkan rasa kecewanya atas kejadian ini. "Kami sudah bekerja keras membangun reputasi kampus ini, tapi dengan kejadian ini, semuanya hancur," kata Hamdan. Ia berkomitmen untuk mendukung penuh penyelidikan polisi dan akan memberhentikan oknum yang terlibat dengan tidak hormat jika terbukti bersalah.
Polisi telah menangkap 17 tersangka yang terlibat dalam sindikat uang palsu tersebut. Mereka memiliki peran yang berbeda-beda, mulai dari memproduksi hingga mengedarkan uang palsu. Para tersangka ini berasal dari berbagai latar belakang, termasuk dosen, pegawai negeri sipil (PNS), dan pegawai bank. Polisi juga sedang mengejar tiga pelaku lainnya yang masih dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
Dalam konferensi pers yang digelar pada 19 Desember 2024, Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, mengungkapkan bahwa para tersangka memiliki peran berbeda, mulai dari produksi hingga pengedaran uang palsu. Konferensi pers tersebut dihadiri oleh Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, perwakilan Bank Indonesia, dan Rektor UIN Alauddin, Prof. Hamdan Juhannis.
Berikut adalah daftar 17 tersangka beserta peran mereka dalam sindikat uang palsu:
- Dr Andi Ibrahim (54): Dosen dan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin, perannya adalah mengedarkan dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.
- Mubin Nasir (40): Karyawan honorer, perannya mengedarkan uang palsu dan melakukan transaksi jual beli.
- Kamarang Dg Ngati (48): Juru masak, perannya mengedarkan uang palsu dan melakukan transaksi jual beli.
- Irfandy MT (37): Karyawan swasta, perannya membantu mengedarkan uang palsu dan melakukan transaksi jual beli.
- Muhammad Syahruna (52): Wiraswasta, perannya memproduksi dan mengedarkan uang palsu.
- John Biliater Panjaitan (68): Wiraswasta, perannya melakukan transaksi jual beli uang palsu.
- Sattariah alias Ria (60): Ibu rumah tangga, perannya melakukan transaksi jual beli uang palsu.
- Dra Sukmawati (55): PNS guru, perannya mengedarkan uang palsu dan melakukan transaksi jual beli.
- Andi Khaeruddin (50): Pegawai bank, perannya mengedarkan uang palsu dan melakukan transaksi jual beli.
- Ilham (42): Wiraswasta, perannya mengedarkan uang palsu dan melakukan transaksi jual beli.
- Drs. Suardi Mappeabang (58): PNS, perannya mengedarkan uang palsu dan melakukan transaksi jual beli.
- Mas’ud (37): Wiraswasta, perannya mengedarkan uang palsu dan melakukan transaksi jual beli.
- Satriyady (52): PNS, perannya mengedarkan uang palsu dan melakukan transaksi jual beli.
- Sri Wahyudi (35): Wiraswasta, perannya mengedarkan uang palsu dan melakukan transaksi jual beli.
- Muhammad Manggabarani (40): PNS, perannya mengedarkan uang palsu dan melakukan transaksi jual beli.
- Ambo Ala (42): Wiraswasta, perannya mengedarkan uang palsu dan melakukan transaksi jual beli.
- Rahman (49): Wiraswasta, perannya mengedarkan uang palsu dan melakukan transaksi jual beli.
Polisi juga terus mengejar tiga DPO yang diduga terlibat dalam kasus ini. Ke-17 tersangka ini ditangkap di berbagai lokasi dan saat ini masih dalam proses penyidikan.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok