Repelita, Jakarta 23 Desember 2024 - Pameran tunggal Yos Suprapto yang seharusnya digelar di Galeri Nasional Indonesia pada 20 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025 mengalami penundaan.
Galeri Nasional mengumumkan bahwa pameran ini ditunda karena adanya perbedaan pandangan antara pelukis dan kurator.
Masalah utama muncul dari lima lukisan Yos Suprapto yang menampilkan visualisasi mantan Presiden Joko Widodo. Karya-karya tersebut, termasuk lukisan yang menggambarkan Jokowi duduk di singgasana kekuasaan dan sejumlah adegan simbolis lainnya, dianggap oleh kurator tidak sesuai dengan tema pameran.
Pengamat politik, Prof. Ikrar Nusa Bhakti, memberikan sorotan tajam terhadap insiden ini. Ia menilai penundaan pameran sebagai bentuk pembatasan kebebasan seni dan mengingatkan pada masa Orde Baru, di mana seni sering kali dibungkam oleh kekuasaan.
Prof. Ikrar juga menanggapi kontroversialnya salah satu lukisan yang menunjukkan figur Jokowi menginjak dua kepala manusia. Ia mempertanyakan apakah ada ketakutan berlebihan terhadap figur mantan Presiden Jokowi sehingga Galeri Nasional memilih untuk tidak menampilkan karya-karya tersebut.
Menurutnya, kejadian ini menunjukkan bahwa seni sebagai media ekspresi dan kritik sosial masih rentan terhadap intervensi politik di Indonesia. Ia juga mengingatkan bahwa tindakan semacam ini mencederai semangat demokrasi dan kebebasan berekspresi yang seharusnya menjadi fondasi penting bagi bangsa modern.
Insiden ini semakin menimbulkan pertanyaan tentang posisi seni dalam sistem demokrasi Indonesia, di mana seni harusnya bebas dari pengaruh kekuasaan yang dapat membatasi kebebasan berekspresi.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok