Repelita, Manhattan, 23 Desember 2024 - Imam Shamsi Ali mengapresiasi pidato Presiden Prabowo Subianto yang disampaikan dalam pertemuan tingkat tinggi negara-negara anggota D8. Pidato tersebut berisi keluhan batin Presiden Prabowo mengenai keadaan umat Islam yang, meskipun memiliki jumlah yang besar, masih berada pada posisi yang termarjinalkan. Presiden Prabowo mempertanyakan mengapa umat Islam yang terdiri dari 57 negara dan sekitar 1,8 hingga 2 milyar orang, serta tinggal di wilayah yang kaya akan sumber daya alam, masih terlihat lemah dan tidak mampu membantu saudara-saudara seiman yang teraniaya, khususnya di Gaza, Palestina.
Imam Shamsi Ali menyatakan bahwa apa yang disampaikan oleh Presiden Prabowo sangat menggugah hati dan mewakili perasaan umat Islam di seluruh dunia. Ia menyoroti kenyataan bahwa negara-negara Islam selama ini hanya mampu mengirimkan bantuan kemanusiaan yang terbatas dan seringkali lebih bertujuan untuk "mempoles imej" para pemimpin negara-negara Muslim, bukannya memberikan solusi nyata bagi masalah yang dihadapi umat Islam, terutama di Palestina.
Presiden Prabowo, dalam pidatonya, menyinggung arogansi penjajah dan sekutunya yang terus merendahkan martabat umat Islam. Meskipun telah ada banyak resolusi dan kesepakatan yang disepakati dalam berbagai forum internasional, termasuk di PBB, kenyataannya hal tersebut tidak banyak berarti. Pemimpin umat Islam, menurut Presiden Prabowo, belum mampu bertindak lebih dari sekedar deklarasi dan kutukan yang tidak mengubah kondisi yang ada.
Imam Shamsi Ali menambahkan bahwa salah satu penyebab utama krisis yang dihadapi umat Islam adalah ketidakmampuan para pemimpin umat untuk membangun persatuan. Ia mencontohkan konflik yang terjadi di negara-negara seperti Sudan dan Yaman, yang meskipun menghadirkan negara-negara besar seperti Turki, Mesir, Iran, dan Saudi Arabia, tetap menunjukkan ketidakmampuan untuk bersatu. Presiden Prabowo menyebutkan bahwa selama umat Islam tidak mampu membangun persatuan, maka kekuatan umat Islam akan terus terpecah dan lemah.
Imam Shamsi Ali juga mengingatkan bahwa pidato Presiden Prabowo sebenarnya mengandung pesan yang dalam, yang selaras dengan ajaran Al-Qur'an dan hadits Rasulullah SAW mengenai pentingnya persatuan umat. Salah satu ayat yang ia kutip adalah Surah Al-Anfal, yang menyebutkan bahwa umat Islam harus taat kepada Allah dan Rasul-Nya, serta tidak terpecah belah, karena perpecahan hanya akan menyebabkan kegagalan dan melemahkan umat.
“Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya, dan jangan saling terpecah belah. Karena dengan itu kamu akan gagal dan kekuatanmu hilang,” ujar Imam Shamsi Ali, mengutip Surah Al-Anfal. Ia menegaskan bahwa persatuan umat Islam hanya akan terwujud jika para pemimpinnya juga mentaati Allah dalam segala aspek, termasuk dalam kepemimpinan dan pembangunan bangsa.
Imam Shamsi Ali berharap agar para pemimpin Islam, termasuk Presiden Indonesia, dapat semakin mendekatkan diri kepada Allah dalam ketaatan. Dengan memiliki "hati yang sama dalam ketaatan", maka persatuan akan terbentuk secara alami, dan umat Islam dapat bersama-sama membela saudara-saudara seiman yang terzholimi di berbagai belahan dunia, seperti di Palestina, Rohingya, Uighur, Kashmir, dan India.
“Jika seruan kepada persatuan itu tidak terbangun di atas fondasi ketaatan kepada Allah, saya khawatir seruan itu hanya akan menjadi sekedar ‘omon-omon’ yang tak terhiraukan,” ujarnya, mengingatkan pentingnya kesadaran spiritual dalam mewujudkan persatuan umat.
Imam Shamsi Ali menutup pernyataannya dengan doa agar umat Islam, terutama para pemimpin, dapat semakin bersatu untuk membela dan membantu saudara-saudara seiman yang sedang menghadapi penderitaan di berbagai belahan dunia.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok
