
Jakarta, 10 Desember 2024 - Sebagai negara dengan pertumbuhan militer tercepat di dunia, China menjadi perhatian serius bagi Amerika Serikat (AS). Kini, China telah menyingkirkan Rusia sebagai ancaman potensial utama bagi AS.
Dalam pandangan saat ini, China dinilai memiliki ancaman lebih besar bagi AS dibandingkan Rusia. China memiliki kemampuan untuk melawan AS dengan segala sumber daya yang dimiliki, bahkan melebihi kekuatan yang dimiliki Rusia maupun Uni Soviet.
Situasi sekarang menunjukkan bahwa Rusia bergantung pada industri China untuk mendukung kampanye militernya di Ukraina. Laporan dari Carnegie Endowment for International Peace menyebutkan bahwa ekspor China ke Rusia meningkat tajam setelah invasi ke Ukraina dimulai. Ekspor Tiongkok ke Rusia meningkat lebih dari 60 persen, membantu perekonomian Rusia melalui perdagangan barang komersial serta komponen penggunaan ganda yang dikontrol oleh ekspor Barat.
Ini menunjukkan bahwa Rusia tidak sekuat saat masih menjadi Uni Soviet, karena negara tersebut kini membutuhkan sumber daya dari negara lain.
Amerika Serikat kini lebih fokus membidik China. Selain aspek ekonomi, Washington juga berupaya menekan Beijing dari sisi militer. Salah satu strategi yang digunakan AS adalah Four Island Chain Strategy, atau strategi Untaian Pulau.
Strategi ini sudah diperkenalkan sejak Perang Korea pada 1951 oleh John Foster Dulles. Tujuan strategi ini adalah untuk meredam ekspansi kekuatan Blok Timur, khususnya Soviet dan China, agar tidak mendominasi Asia Pasifik. Menurut mantan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI (Purn) Siwi Sukma Adji, inti dari strategi ini adalah membatasi gerak Uni Soviet dan Republik Rakyat Tiongkok melalui penguatan posisi dari laut.

Strategi Untaian Pulau menjadi perhatian serius bagi China hingga saat ini. Bagi Beijing, strategi ini menciptakan kekhawatiran bahwa suatu saat mereka akan terkurung oleh AS, terutama dengan isu Taiwan yang memiliki dampak strategis signifikan.
Strategi Untaian Pulau terbagi menjadi empat bagian. Untaian Pulau Pertama (First Chain Island) meliputi area mulai dari Pulau Kuril hingga Kalimantan dan Filipina Utara. Strategi ini awalnya digunakan untuk mengepung negara-negara Sosialis yang berafiliasi dengan Uni Soviet.
Setelah runtuhnya Uni Soviet, China menjadi sasaran utama AS, dengan prediksi bahwa negara tersebut akan menjadi penguasa perekonomian dan perdagangan dunia di masa mendatang.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

