
Fungsionaris DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ruhut Sitompul semprot Mulyono yang dinilainya minta maaf di akhir masa jabatnnya.
Ruhut Poltak pun membawa-bawa kata penghianat, untuk siapa?
Meski tak dijelaskan secara gamblang, sosok Mulyono ini dinilai adalah Jokowi, Presiden Republik Indonesia saat ini.
Prabowo-Gibran akan segera dilantik pada 20 Oktober 2024 ini sehingga secara otomatis Jokowi di tanggal tersebut tidak lagi menjadi Presiden.
Nah, Ruhut Poltak Sitompul pun mengkritik sosok Mulyono ini yang dinilainya minta maaf dengan tampang memelas di akhir masa jabatannya.
Hal tersebut dinilainya sudah basi, mengingat rakyat Indonesia yang sudah cerdas yang dinilainya sering dibohongi.
"Mulyono diakhir masa jabatannya minta ma’af dengan tampang memelas ha ha ha cara itu sudah basi,
Rakyat Indonesia terC i n t a cerdas terlalu sering di b o h o n g i," tulis Ruhut Sitompul di akun X pribadinya.
Ia pun menilai kader-kader PDI Perjuangan juga sudah tegas menyatakan sekali penghianat tetap penghianat.
Ruhut Sitompul juga menyebut sosok ibu yang dihianati padahal dulu sosok tersebut yang membesarkannya.
"apalagi Kader2 PDI Perjuangan yang secara t e g a s mengatakan penghianat tetaplah penghianat
apalagi yang dikhianati Seorang Negarawan eh Ibu lagi yang membesarkannya
M e r d e k a" tulisnya.
Untuk diketahui hingga saat ini cuitan Ruhut Sitompul mendapatkan atensi warganet.
Banyak komentar pro dan kontra menanggapi cuitan tersebut seperti dikutip dari ayoindonesia
Istana: Bentuk Kerendahan Hati Seorang Presiden
Istana Kepresidenan membeberkan alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang belakangan kerap menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada rakyat Indonesia di sela-sela kunjungan kerja di daerah.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana menjelaskan serangkaian permohonan maaf yang disampaikan Jokowi itu menunjukkan keseriusan Presiden dalam refleksi atas kebijakan yang telah dijalankan.
"Presiden Joko Widodo telah menunjukkan sikap kerendahan hati dan keberanian untuk meminta maaf secara langsung atas kekurang sempurnaan selama masa jabatannya," kata Yusuf kepada CNNIndonesia.com, Jumat (4/10).
Yusuf juga menilai sikap Jokowi itu menunjukkan integritas, kenegarawanan, dan kepedulian yang mendalam terhadap tanggung jawab yang diemban sebagai kepala negara dalam satu dekade terakhir.
Selain itu, permintaan maaf langsung yang disampaikan di berbagai momen penting di daerah itu menurutnya juga telah mencerminkan hubungan Jokowi dengan rakyat yang langsung terjun ke bawah dengan rasa empati.
"Itu adalah komitmen beliau terhadap prinsip transparansi dan akuntabilitas yang kuat dalam kepemimpinannya," ujarnya.
Presiden Jokowi dalam beberapa kali kesempatan menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada masyarakat. Paling banyak permintaan maaf itu disampaikan saat blusukan ke pasar.
Mulai dari Surabaya, Jawa Timur; Deli Serdang, Sumatera Utara; Pontianak, Kalimantan Barat; Kabupaten Paser, Kalimantan Timur; hingga Timor Tengah Utara, NTT.
Beberapa kali Jokowi juga meminta maaf dalam acara resmi, mulai dari acara zikir dan doa kebangsaan, serta saat sidang kabinet terakhir di IKN.
Adapun Jokowi-Ma'ruf Amin akan digantikan oleh Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden yang baru lantaran telah memenangkan Pilpres 2024. Prabowo-Gibran akan dilantik pada 20 Oktober 2024 mendatang.***

