Wacana pembentukan koalisi besar di bawah naungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) belakangan semakin menguat. Salah satu yang ikut dipertanyakan adalah nasib Ganjar Pranowo yang dikabarkan tidak lagi menjadi jagoan calon presiden (capres) dalam koalisi ini.
Menanggapi hal ini, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN Bima Arya Sugiarto mengakui adanya keinginan dari sejumlah partai untuk membentuk koalisi besar.
Namun, ia menyebut belum ada kesimpulan soal kandidat capres Ganjar Pranowo yang sedang dalam perbincangan hangat oleh publik, meskipun sebelumnya menjadi salah tokoh yang namanya mendapat dukungan tinggi di KIB.
"Iya, iya (pernah jadi top) tapi ini masih terlalu dini untuk menyimpulkan sesuatu, kan baru beberapa hari. Sedangkan tren itu berfluktuasi. Bisa jadi ini berkurang atau bisa jadi ini menambah (meningkatkan elektabilitas Ganjar)," kata dia, Jumat (7/4/2022).
Di satu sisi, katanya, terlihat banyak publik yang kecewa atas pernyataan Ganjar yang menolak pemain sepak bola Israel bertanding dalam piala dunia yang diselenggarakan di Indonesia, tapi di sisi lain sikap Ganjar juga narasi konsistensi untuk menegakkan ideologi bangsa.
"Intens terus (komunikasi), secara pribadi juga saya komunikasi sama mas Ganjar," ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menuai banyak hujatan usai menyampaikan penolakan terhadap Timnas Israel yang membuat Indonesia dicoret sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Setelah publik menghujatnya, Ganjar pun memberi penjelasan. Ia juga mengaku kecewa dengan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) atas diambilnya keputusan ini.
Selain karena tinggal menyelesaikan beberapa catatan kecil, kesempatan menjadi host Piala Dunia U-20 tersebut sudah disiapkan jauh-jauh hari.
"Ya kecewa lah, wong kita sudah menyiapkan sejak awal kok. Kan tinggal beberapa catatan saja yang bisa kita lakukan," tegas Ganjar Pranowo, saat dikonfirmasi di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (30/3/2023).
