Repelita Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengidentifikasi sejumlah jenazah yang ditemukan di wilayah bencana Sumatera ternyata berasal dari korban kematian sebelum kejadian banjir dan longsor melanda.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan bahwa dampak luas dari musibah tersebut tidak hanya merusak permukiman penduduk, tetapi juga memengaruhi area pemakaman umum sehingga beberapa jenazah lama terbongkar dan terlihat seolah-olah bagian dari korban baru.
Proses verifikasi dilakukan secara teliti melalui pencocokan identitas berdasarkan nama dan alamat yang akurat, memastikan bahwa data korban benar-benar mencerminkan kejadian terkini tanpa campur aduk dengan kasus lama.
Pernyataan Abdul Muhari disampaikan melalui konferensi pers virtual di kanal YouTube BNPB pada Sabtu, 13 Desember 2025, sebagai upaya untuk memberikan kejelasan kepada publik mengenai perkembangan situasi darurat.
Jenazah-jenazah yang terbukti meninggal sebelum bencana secara segera dihapus dari daftar korban tewas akibat banjir dan longsor, sehingga memungkinkan penyesuaian angka resmi yang lebih presisi dan dapat diandalkan.
Penghapusan data tersebut dilakukan setelah tim di tingkat kecamatan menyelesaikan rekonsiliasi lengkap, menghindari kesalahan pencatatan yang bisa menyesatkan upaya penyelamatan dan pemulihan.
Data korban akan terus diperbarui secara berkala untuk mendukung perencanaan pascabencana, termasuk program hunian tetap dan hunian sementara yang memerlukan informasi akurat tentang jumlah korban dan kebutuhan rehabilitasi.
Abdul Muhari menyatakan bahwa total korban jiwa dari bencana di Sumatera kini tercatat sebanyak 1.006 orang berdasarkan rekapitulasi terbaru per hari ini.
Secara keseluruhan, angka meninggal dunia mencapai 995 jiwa pada catatan umum, tetapi setelah penyesuaian di tiga provinsi terdampak, totalnya naik menjadi 1.006 jiwa akibat penambahan verifikasi di lapangan.
Di Provinsi Aceh, jumlah korban meninggal bertambah dari 411 menjadi 415 orang, mencerminkan temuan baru dari pencarian yang masih berlangsung di wilayah rawan.
Sementara di Sumatera Utara, angka naik dari 343 ke 349 jiwa, dan di Sumatera Barat dari 241 menjadi 242 jiwa, semua disesuaikan dengan eliminasi jenazah pra-bencana yang sempat tercampur.
Variasi angka di setiap provinsi disebabkan oleh dinamika verifikasi yang sedang berjalan, di mana sebagian data bertambah dari penemuan korban baru sementara yang lain berkurang setelah konfirmasi ulang.
Penurunan angka tertentu justru berasal dari identifikasi jenazah yang sebenarnya sudah dimakamkan sebelum musibah, terutama di zona pemakaman yang ikut terendam air bah dan longsor tanah.
Tim BNPB telah bekerja sama dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk memvalidasi setiap entri data menggunakan basis nasional, memastikan akurasi tinggi dalam pelaporan.
Jenazah-jenazah tersebut kini secara resmi dikeluarkan dari hitungan korban banjir-longsor, sehingga fokus penanganan bisa lebih tepat sasaran pada kasus aktual.
Selain itu, jumlah orang hilang yang masih dalam pencarian turun menjadi 217 nama dari sebelumnya 226 pada 12 Desember, menandakan kemajuan operasi pencarian dan penyelamatan.
Editor: 91224 R-ID Elok

