Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Belum Reda Bencana Alam Aceh dan Sumatera, Terbit Bencana “Teror” Kemanusiaan #SaveSherlyAnnavita

Repelita Jakarta - Ahmad Khozinudin, S.H. mengungkapkan bahwa perhatian publik tersedot setelah muncul status darurat dari Sherly Annavita di akun Facebook pribadinya sherlyannavita dengan kalimat “SAYA DITEROR!!! YUK BAGIKAN AGAR JADI KESADARAN BERSAMA” yang diunggah pada Rabu 24 Desember 2025 dan berisi pengakuan mengenai rangkaian teror serta ancaman yang dialaminya dalam beberapa hari terakhir.

Ahmad Khozinudin menjelaskan bahwa berdasarkan penuturan Sherly Annavita, teror tersebut tidak hanya berupa gangguan melalui nomor telepon dan pesan singkat, tetapi juga serangan melalui pesan langsung Instagram serta makian yang datang dari sejumlah akun anonim.

Menurut Ahmad Khozinudin, eskalasi teror tersebut semakin nyata ketika kendaraan pribadi Sherly Annavita disemprot cat merah oleh pihak tidak dikenal, kemudian disusul pengiriman telur busuk ke alamatnya yang disertai pesan bernada ancaman.

Ahmad Khozinudin menyampaikan bahwa Sherly Annavita mengaitkan rangkaian intimidasi itu dengan aktivitasnya setelah kembali dari Aceh, di mana ia menyampaikan pengalaman langsung di lokasi bencana kepada sejumlah media nasional.

Ia menuturkan bahwa salah satu momen penting terjadi ketika dirinya dan Sherly Annavita hadir bersama dalam program Rakyat Bersuara edisi Selasa malam tanggal 23 Desember 2025 di studio iNews TV Jakarta.

Dalam program tersebut, Ahmad Khozinudin menjelaskan bahwa Sherly Annavita menyampaikan kritik mengenai absennya kepemimpinan dan komando yang kuat dari pemerintah pusat sehingga relawan serta pemerintah daerah kesulitan melakukan koordinasi dan sinergi penanganan bencana.

Ahmad Khozinudin menambahkan bahwa Sherly Annavita juga mendorong agar bencana banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat ditetapkan sebagai bencana nasional agar koordinasi penanggulangan lebih efektif serta membuka ruang penerimaan bantuan internasional.

Ia menyebutkan bahwa dalam konteks bantuan asing, Sherly Annavita menggunakan analogi utang luar negeri berbunga yang selama ini diterima pemerintah, sehingga menurutnya tidak ada alasan menolak bantuan kemanusiaan dari luar negeri yang tidak menimbulkan beban finansial.

Ahmad Khozinudin turut memaparkan bahwa dirinya dalam forum tersebut mengkritik akar persoalan banjir Aceh dan Sumatera yang dinilainya bersumber dari deforestasi akibat alih fungsi kawasan hutan menjadi perkebunan sawit.

Ia merujuk pada hasil audit jutaan hektare lahan sawit yang pernah dilakukan pemerintah, di mana ditemukan jutaan hektare berada di kawasan hutan namun tidak diikuti dengan penegakan hukum yang tegas terhadap pihak yang terlibat.

Ahmad Khozinudin juga menyinggung gaya sebagian pejabat yang dinilainya lebih mengedepankan pencitraan di tengah situasi bencana, mulai dari aksi simbolik hingga pernyataan yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan.

Ia mencatat bahwa sehari setelah program tersebut Presiden Prabowo memimpin konferensi pers terkait penyitaan dana triliunan rupiah dari praktik sawit bermasalah, yang kemudian memunculkan pertanyaan publik mengenai kejelasan penetapan tersangka.

Dalam pandangan Ahmad Khozinudin, teror yang dialami Sherly Annavita menunjukkan pola intimidasi terhadap suara kritis, terutama ketika kritik tersebut disampaikan oleh perempuan yang aktif menyuarakan isu kemanusiaan dan lingkungan.

Ahmad Khozinudin menegaskan bahwa berdasarkan pengamatannya, Sherly Annavita tetap menunjukkan keteguhan sikap dan keberanian dalam memperjuangkan isu kemanusiaan meskipun menghadapi tekanan dan ancaman secara berlapis.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved