
Repelita Caracas - Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengirim peringatan keras kepada rakyat Amerika Serikat terkait potensi intervensi militer di wilayah Karibia.
Dalam pidato yang disampaikan pada Jumat, 14 November 2025, di ibu kota Caracas, Maduro menyoroti situasi di Gaza dan memperingatkan kemungkinan tragedi serupa menimpa Venezuela jika terjadi tindakan militer langsung.
Maduro menyatakan, "Kemanusiaan telah cukup menderita dari pembantaian di Gaza, hampir tidak ada orang yang tidak mengakui bahwa apa yang terjadi di sana adalah genosida," dikutip dari Aljazeera, Ahad, 16 November 2025.
Ia menambahkan bahwa jajak pendapat terbaru di Amerika Serikat, khususnya di kalangan pemuda, menegaskan bahwa tindakan di Gaza dipandang sebagai genosida.
Presiden Venezuela menekankan setiap hari serangan melanggar gencatan senjata dan menimbulkan korban di kalangan anak-anak dan perempuan Palestina. Ia menegaskan, "Apakah Anda ingin ada Gaza baru di Amerika Selatan?"
Maduro juga menuduh Washington menargetkan seluruh Amerika Latin, bukan hanya Venezuela, dan memperingatkan konsekuensi bagi kemanusiaan.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump pada Jumat, 14 November 2025, menyatakan telah memutuskan langkah potensial terhadap Venezuela namun menolak merinci rencana tersebut kepada wartawan di Air Force One.
Trump menambahkan bahwa upaya AS membatasi masuknya narkoba dari Amerika Selatan menunjukkan hasil, meski tantangan dari negara tetangga tetap ada.
Selama dua bulan terakhir, militer AS melakukan serangan terhadap setidaknya 21 kapal yang dituduh menyelundupkan narkoba dari Amerika Selatan ke AS, menimbulkan 80 korban jiwa tanpa bukti jelas.
Menanggapi hal ini, Venezuela memobilisasi unit militer reguler dan milisi sipil secara masif di seluruh negeri.
Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, mengumumkan pada Kamis, 13 November 2025, dimulainya misi "Operasi Southern Spear" untuk menindak kelompok narkotika, dengan dukungan perintah Presiden Trump.
Washington mengirim kapal perang dan kapal selam ke lepas pantai Venezuela, sementara Maduro mengumumkan pengerahan pasukan sebanyak 4,5 juta orang untuk menghadapi potensi agresi.
Venezuela menegaskan distribusi militer dilakukan secara intensif di seluruh negeri untuk menangkis apa yang disebutnya sebagai imperialisme AS.
Serangan militer AS terhadap kapal-kapal di Karibia dan Pasifik memicu perdebatan internasional terkait pembunuhan di luar hukum, sementara Washington belum membuktikan dugaan penyelundupan narkoba.
Maduro menekankan kesiapan negaranya menangkis intervensi militer serta melindungi kedaulatan Venezuela dari ancaman luar.
Editor: 91224 R-ID Elok

