
Repelita Jakarta - Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri memastikan peledakan yang terjadi di masjid SMAN 72, Kelapa Gading, Jakarta Utara tidak termasuk dalam tindak pidana terorisme.
Irjen Asep menjelaskan pelaku merupakan siswa aktif di sekolah tersebut yang bertindak secara mandiri dan tidak terkait dengan jaringan teror.
Dia menyebut pelaku adalah pribadi yang tertutup, jarang bergaul, dan memiliki ketertarikan pada konten kekerasan serta hal-hal ekstrem.
"ABH (anak yang berhadapan dengan hukum) yang terlibat dalam kasus ledakan ini dikenal sebagai pribadi yang tertutup, jarang bergaul, dan dia juga memiliki ketertarikan pada konten kekerasan, serta hal-hal yang ekstrem," ujar Irjen Asep dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (11/11/2025).
Berdasarkan penyelidikan sementara, pelaku diketahui merupakan siswa SMA aktif yang bertindak sendiri dan tidak terhubung dengan jaringan teror mana pun.
Peristiwa peledakan terjadi pada Jumat (7/11) sekitar pukul 12.00 WIB, saat momen salat Jumat, dan mengakibatkan puluhan orang mengalami luka-luka.
Polda Metro Jaya telah melakukan sejumlah langkah pasca ledakan, termasuk menjinakkan tiga bom rakitan yang ditemukan di lokasi.
Hingga saat ini, sejumlah korban masih dirawat di rumah sakit, begitu pula pelaku.
Polisi telah memeriksa 16 saksi yang terdiri dari korban, guru, pelaku, dan keluarga pelaku.
Selain itu, pemeriksaan bahan peledak dilakukan untuk memastikan jenis dan daya ledaknya, dengan dukungan Puslabfor Mabes Polri, Direskrimum Polda Metro Jaya, dan Satreskrim Polres Jakarta Utara.
Densus 88 juga menganalisis rekaman CCTV dan ponsel pelaku untuk mendalami motif dan latar belakang perilaku daring yang bersangkutan.
Hingga kini, puluhan korban tetap dirawat di rumah sakit, sementara pelaku masih dalam pengawasan medis.
Irjen Asep menegaskan peristiwa peledakan di SMAN 72 Kelapa Gading merupakan tindakan individu yang bertindak sendiri tanpa keterkaitan dengan jaringan terorisme. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

