
Repelita Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Nasional, Selamat Ginting, menyoroti sikap Universitas Gadjah Mada yang dinilai menutupi informasi di balik isu ijazah Presiden Joko Widodo.
Menurut Selamat, UGM seharusnya membuka diri karena pembiayaan kampus negeri bersumber dari APBN yang notabene berasal dari pajak rakyat.
Selamat menilai pernyataan mantan Rektor UGM Sofian Effendi yang terlanjur tersebar tidak perlu ditutupi.
Ia menyebut rakyat berhak tahu seluk-beluk dugaan ijazah palsu tersebut.
Selain itu, Selamat mencontohkan kasus serupa di Nigeria ketika Chicago University secara tegas membantah klaim lulusan yang dikaitkan dengan Presiden Nigeria.
Bagi Selamat, jika benar bukan lulusan, sebaiknya diakui dengan bukti-bukti yang jelas.
Ia juga menyoroti data transkrip nilai Jokowi yang diunggah Bareskrim Polri dengan total 120 SKS, jumlah yang dinilai hanya cukup untuk gelar sarjana muda.
Selamat mempertanyakan bagaimana mahasiswa dengan nilai dasar umum E dan D bisa lolos menjadi sarjana.
Selain itu, Selamat mengungkap temuan alumni Fakultas Kehutanan angkatan 1985 yang tidak mengenal Jokowi dalam reuni.
Ia juga menyinggung soal foto ijazah Jokowi yang disebut mirip almarhum Harry Mulyono, adik ipar Jokowi yang menikah dengan adik Jokowi, Idayati.
Menurutnya, klaim tersebut semakin memperkuat dugaan publik.
Selamat menilai pernyataan Sofian Effendi bisa menjadi kunci bagi penyidik untuk mendalami dugaan tersebut.
Ia yakin kepercayaan publik justru menguat ke pihak-pihak yang mempersoalkan ijazah Jokowi seperti Rismon Sianipar, Roy Suryo, dan Tifa.
Baginya, ini menjadi dasar penting agar persoalan hukum ini tidak dibiarkan berlarut tanpa kejelasan.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

