Repelita Jakarta - Jagat maya di Indonesia mendadak gempar usai muncul unggahan dari akun Instagram anonim bernama nationalsecurity.id yang mengaku merilis dokumen berjudul “Laporan Resmi NSA-RI” tentang dugaan konspirasi di balik kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri RI, Arya Daru Pangayunan.
Akun tersebut menarasikan bahwa Arya Daru, yang menjabat Pejabat Fungsi Politik dan HAM di Kedutaan Besar RI untuk Brasil, diduga tengah menjalankan misi rahasia untuk membongkar praktik perdagangan manusia serta eksploitasi buruh migran Indonesia di kawasan Amerika Latin, terutama Brasil, Suriname, dan Paraguay.
Dalam dokumen itu disebutkan Arya Daru telah mengirim laporan rahasia ke Kementerian Luar Negeri pada Juni 2025 berisi temuan mengenai keterlibatan jaringan mafia internasional dan oknum pejabat lokal Brasil.
Akun itu juga menuliskan bahwa sebelum tewas, Arya Daru sempat menjalin komunikasi dengan Dinas Intelijen Austria, Interpol, dan beberapa LSM HAM.
Unggahan itu memuat pengakuan dramatis berupa pesan email terakhir Arya Daru yang disebut dikirim ke internal kementerian dengan kalimat, “Mereka bukan hanya jaringan, mereka mengendalikan sistem di dalam. Aku akan kirim semua bukti sebelum aku dibungkam.”
Bagian penutup narasi akun tersebut menuduh kematian Arya Daru sarat kejanggalan dan kuat diduga berkaitan dengan kepentingan jaringan ilegal lintas negara.
Namun di sisi lain, hasil penyelidikan resmi Polda Metro Jaya justru menunjukkan kesimpulan berbeda.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra menegaskan Arya Daru tewas bunuh diri dan tidak ditemukan tanda keterlibatan orang lain.
Hasil autopsi menunjukkan Arya Daru ditemukan meninggal di kamar indekosnya di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, dalam kondisi pintu terkunci dari dalam.
Sidik jari pada lakban yang ditemukan di lokasi identik dengan milik Arya Daru sendiri.
Hasil pemeriksaan forensik juga memastikan tidak ada racun di tubuh korban.
Polisi tidak menemukan bercak darah, sperma, atau material biologis orang lain di lokasi kematian Arya Daru.
Penyidik turut mendapati bahwa Arya Daru sejak 2013 pernah berkomunikasi dengan lembaga bantuan untuk orang yang mengalami depresi.
Dalam konferensi pers, Kombes Wira menyebut tidak ditemukan bukti ancaman fisik maupun psikis yang diarahkan kepada Arya Daru sebelum kematiannya.
Kesimpulan kepolisian ini juga sejalan dengan hasil pemantauan Komnas HAM.
Ketua Komnas HAM Anis Hidayah menjelaskan pihaknya telah meninjau lokasi kejadian sebanyak dua kali, memeriksa 12 saksi termasuk keluarga serta rekan kerja Arya Daru, dan menelaah dokumen autopsi RSUP Cipto Mangunkusumo bersama laporan Asosiasi Psikologi Forensik.
Hasilnya, Komnas HAM menyatakan tidak ada bukti keterlibatan pihak lain atas peristiwa kematian Arya Daru.
Meski demikian, Komnas HAM tetap meminta Polda Metro Jaya membuka ruang peninjauan ulang jika di kemudian hari muncul bukti baru.
Komnas HAM juga mengingatkan publik agar lebih hati-hati dalam menyikapi narasi liar dari akun anonim yang informasinya tidak dapat diverifikasi.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

