Kiprah Kwik Kian Gie, Satu-satunya Politikus yang Berani Tegur Megawati

 

Repelita Jakarta - Kabar duka datang dari dunia politik dan ekonomi Indonesia setelah Kwik Kian Gie meninggal dunia pada Senin 28 Juli 2025 pada usia 90 tahun.

Jenazah Kwik Kian Gie disemayamkan di rumah duka Sentosa RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, dan rencananya akan dikremasi pada Kamis 31 Juli 2025.

Sejak kabar kepergian Kwik tersebar, rumah duka dipenuhi para pelayat dari berbagai kalangan, mulai dari pebisnis hingga politisi yang datang memberikan penghormatan terakhir.

Semasa hidupnya, Kwik Kian Gie dikenal luas sebagai tokoh berpengaruh yang tak segan bersuara lantang di bidang ekonomi maupun politik.

Perjalanan Kwik di dunia politik dimulai pada 1987 saat ia aktif mengkritik kebijakan Orde Baru melalui tulisan-tulisannya di media massa.

Kritik tajam Kwik Kian Gie kala itu menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh politik baru, salah satunya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang mengaku tertarik terjun ke politik karena sosok Kwik.

Dalam sebuah kesempatan usai melayat di RSPAD pada Selasa 29 Juli 2025, Ahok mengungkap bahwa iklan politik Kwik di harian nasional pada pertengahan 90-an membuatnya yakin ada tokoh yang sungguh-sungguh ingin memperbaiki negeri.

Di penghujung dekade 80-an, Kwik Kian Gie resmi bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia dan dipercaya memegang peran penting di bidang kebijakan dan ekonomi.

Setelah jatuhnya rezim Soeharto, Kwik semakin aktif mendampingi Megawati Soekarnoputri dengan menjabat sebagai Ketua Badan Litbang DPP PDI Perjuangan.

Ia berkontribusi besar dalam merumuskan arah kebijakan ekonomi partai pada masa itu.

Peran Kwik terus berlanjut ketika pada Oktober 1999 ia terpilih menjadi Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat meskipun hanya beberapa bulan karena kemudian diangkat menjadi Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri pada era Presiden Abdurrahman Wahid.

Sebagai Menko Ekuin, Kwik Kian Gie dikenal vokal mempertahankan pandangannya meskipun sering berbeda pendapat dengan sesama menteri atau bahkan presiden.

Setelahnya, pada 10 Agustus 2001, Kwik dipercaya Presiden Megawati Soekarnoputri untuk menduduki jabatan Kepala Bappenas dengan fokus pada penyusunan strategi pembangunan yang menekankan keadilan sosial.

Nama Kwik juga tercatat sebagai sosok berani yang pernah menegur Megawati secara langsung ketika ada kebijakan partai yang tidak sesuai dengan prinsipnya.

Menurut Ahok, sikap berani menegur ketua umum adalah salah satu hal yang membuat banyak orang menghormati Kwik.

Di luar jabatannya di pemerintahan, Kwik juga tegas menolak pemberian surat keterangan lunas kepada debitur Bantuan Likuiditas Bank Indonesia dan terus mengingatkan pemerintah soal kebijakan tersebut dalam berbagai forum.

Atas dedikasinya, Kwik Kian Gie dianugerahi Bintang Mahaputera Adipradana pada 9 Agustus 2005 sebagai penghargaan tertinggi dari pemerintah Indonesia di bidang ekonomi dan pembangunan.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga