Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Gempa Dahsyat Kamchatka Picu Tsunami, Warga di Pesisir Indonesia Diminta Waspada

 Gempa Dahsyat di Kamchatka Rusia Picu Potensi Tsunami, Sejumlah Wilayah Indonesia Timur Masuk Status Waspada

Repelita Jakarta - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 8,7 skala richter mengguncang kawasan lepas pantai timur Semenanjung Kamchatka, Rusia, pada Rabu, 30 Juli 2025 pukul 08.25 waktu setempat atau 23.25 GMT.

Guncangan kuat tersebut memicu peringatan dini akan potensi tsunami yang dapat berdampak ke wilayah Asia-Pasifik, termasuk Indonesia.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa analisis dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan gelombang tsunami berpotensi menjangkau beberapa daerah di Indonesia.

Wilayah-wilayah yang disebut dalam potensi terdampak mencakup Kepulauan Talaud di Sulawesi Utara, Halmahera Utara di Maluku Utara, bagian utara Raja Ampat, Manokwari, serta Sorong di Papua Barat. Selain itu, Biak Numfor dan Supiori di Papua juga termasuk dalam daftar waspada.

Merespons kondisi ini, BNPB menyerukan kepada seluruh pemerintah daerah di wilayah pesisir terdampak agar segera mengaktifkan skenario peningkatan kesiapsiagaan. Pemerintah daerah diimbau menyebarluaskan informasi peringatan ini secara cepat dan tepat kepada masyarakat.

“Masyarakat dihimbau untuk tidak mendekati wilayah garis pantai dalam periode satu jam sebelum hingga dua jam setelah waktu yang telah ditentukan,” kata Abdul Muhari.

Abdul menekankan bahwa meskipun tinggi gelombang tsunami yang diperkirakan hanya mencapai 50 sentimeter, namun potensi bahayanya tidak dapat disepelekan. Gelombang setinggi itu mampu menghilangkan nyawa manusia, terutama jika mengalami penguatan akibat kondisi geografis wilayah yang dilanda.

Ia mencontohkan kejadian tsunami Tohoku, Jepang pada 2011 lalu. Gelombang yang diperkirakan hanya 50 sentimeter saat memasuki wilayah Teluk Youtefa, Papua, justru mengalami amplifikasi hingga mencapai 3,8 meter dan menyebabkan korban jiwa.

“Peristiwa di Teluk Youtefa menjadi bukti bahwa gelombang tsunami dapat meningkat drastis ketika memasuki wilayah teluk yang tertutup. Maka dari itu, masyarakat perlu benar-benar waspada,” ujarnya.

Lebih lanjut, Abdul mengingatkan adanya potensi gelombang susulan yang mungkin lebih besar dan lebih merusak dibandingkan gelombang pertama. Oleh karena itu, BNPB meminta masyarakat untuk tidak kembali ke pesisir meskipun gelombang pertama telah berlalu.

“BNPB meminta seluruh masyarakat dan pemerintah daerah tetap mengikuti arahan dan menjauhi garis pantai, serta menghentikan seluruh aktivitas di pesisir hingga ada pengumuman resmi bahwa situasi telah benar-benar aman,” tegasnya.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved