Repelita Jakarta - Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia menyatakan sikap terkait keputusan BEM Universitas Gadjah Mada dan BEM Universitas Diponegoro yang memilih keluar dari barisan BEM SI Kerakyatan.
Koordinator Pusat BEM SI Muzzamil Ihsan menegaskan pihaknya menghormati langkah yang diambil kedua kampus tersebut.
Menurutnya, setiap gerakan mahasiswa memiliki cara pandang dan jalur sikap masing-masing dalam merespons kondisi bangsa.
Ia menjelaskan BEM UGM dan BEM Undip memiliki sejarah panjang bersama Aliansi BEM SI sejak awal berdiri pada 2007.
Peran kedua BEM tersebut pernah menjadi bagian penting dalam menyatukan gerakan mahasiswa di tingkat nasional.
Muzzamil memastikan BEM SI tetap berada pada semangat persatuan untuk membangun gerakan mahasiswa yang solid.
Ia pun membuka pintu lebar bagi BEM UGM dan BEM Undip jika suatu saat ingin kembali bergabung.
Baginya, aliansi bukan sekadar nama, melainkan wadah yang menjaga solidaritas dan keberpihakan kepada rakyat.
Penarikan diri dua kampus besar ini, kata dia, menjadi bahan evaluasi internal BEM SI untuk menjaga idealisme gerakan ke depan.
Muzzamil menambahkan, pintu aliansi tetap terbuka bagi BEM seluruh Indonesia dari universitas negeri maupun swasta yang memiliki visi perjuangan bersama rakyat.
Sebelumnya, BEM KM UGM dan BEM Undip resmi menarik diri setelah Musyawarah Nasional XVIII BEM SI di Padang Sumatera Barat.
Melalui keterangan di Instagram @bemkm_ugm pada 20 Juli 2025, BEM KM UGM menyatakan sejak awal tak punya ambisi memperebutkan jabatan di struktur BEM SI.
BEM KM UGM menilai forum Munas justru menjadi ruang konflik yang jauh dari tujuan perjuangan mahasiswa untuk rakyat.
Mereka menyoroti perpecahan internal antar mahasiswa yang terjadi bukan karena perbedaan gagasan, melainkan perebutan kepentingan tertentu.
BEM KM UGM juga menekankan pentingnya menjaga persatuan sebagai kekuatan gerakan sipil.
Selain itu, BEM UGM menyoroti hadirnya pejabat tinggi negara seperti Ketua Umum Partai Perindo, Menteri Pemuda dan Olahraga, Wakil Gubernur, Kapolda, hingga Kepala BIN Daerah Sumatera Barat di Munas tersebut.
BEM UGM mengungkap adanya karangan bunga dari Kepala BIN Sumbar yang disembunyikan dan kembali dimunculkan saat pembukaan Munas dihadiri para elite politik.
Mereka mempertanyakan hubungan yang terjalin antara BEM SI dan BIN melalui simbol tersebut. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

