Repelita Jakarta - Rencana penulisan ulang sejarah yang digagas Menteri Kebudayaan Fadli Zon kembali menuai kritik keras dari kalangan legislatif.
Anggota DPR RI Nasir Djamil mengingatkan agar proyek tersebut tidak berujung pada kerusakan sejarah nasional.
“Jangan sampai kemudian terjadi cacat sejarah. Maksudnya baik menulis ulang, ternyata yang ada di dalamnya justru tidak sempurna,” ujarnya di Kompleks Parlemen, Jakarta.
Politikus dari Fraksi PKS itu menekankan pentingnya menjaga kejujuran dalam menulis sejarah tanpa menambah atau mengurangi fakta.
Menurutnya, sejarah merupakan catatan penting yang akan diwariskan kepada generasi mendatang untuk memahami perjalanan bangsa.
Ia menegaskan bahwa penyusunan ulang sejarah sebaiknya dilakukan secara moderat dan proporsional.
“Sebaiknya jangan ada yang ditutup-tutupi, dikurang-kurangi, dilebih-lebihi. Jadi tetap moderat dalam penyampaian dan penulisan ulang sejarah Republik ini,” jelasnya.
Nasir juga menilai bahwa dengan pendekatan yang jujur dan transparan, masyarakat akan mampu membaca sejarah bangsa secara jernih dari awal hingga kini.
“Dengan begitu, kita bisa membaca secara jernih apa yang terjadi di Republik ini. Mulai dari A sampai Z,” pungkasnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok