Repelita Jakarta - Kehadiran kekuatan militer Amerika Serikat di kawasan konflik Iran dan Israel dinilai berpotensi memperbesar ketegangan antar pemimpin dunia.
Langkah AS yang mengerahkan pesawat kargo militer raksasa C-5M Super Galaxy ke Arab Saudi pada 19 Juni 2025 menjadi sinyal jelas kemungkinan intervensi terbuka.
Pesawat itu diberangkatkan dari Pangkalan Udara Aviano, Italia, menuju jantung Teluk Persia, hanya beberapa ratus kilometer dari perbatasan Iran.
Langkah ini menambah panas konflik yang sudah membara antara Iran dan Israel, serta berpotensi melibatkan kekuatan besar lainnya.
Direktur Pascasarjana Studi Hubungan Internasional Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, menyebut tindakan AS bisa memicu benturan ego antar pemimpin global.
"Kehadiran militer AS dalam skala sebesar ini di kawasan konflik, tanpa mandat internasional, dapat memicu kemarahan dan benturan ego para pemimpin global," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa ketegangan antara AS dan China dalam perang dagang juga berpeluang meluas menjadi konflik terbuka jika tidak dikendalikan.
Hubungan erat antara Iran, Rusia, dan China disebut sebagai potensi aliansi tandingan terhadap dominasi AS di kawasan Timur Tengah.
"Kedekatan Iran dengan Rusia dan China bisa menghadirkan kekuatan yang menantang dominasi kuat pengaruh Amerika Serikat di Timur Tengah," jelasnya.
Menurutnya, ego kepemimpinan yang tidak terkendali sangat mungkin melahirkan kekeliruan strategi atau strategic miscalculation.
Benturan ini dikhawatirkan bisa menjadi pemicu pecahnya perang terbuka antara blok kekuatan global.
"Jika hal itu terjadi, strategic miscalculation bisa melahirkan konflik terbuka, bahkan bisa menyulut penggunaan senjata pemusnah massal jika ruang diplomasi ditutup rapat dan situasi tak terkendali," tutupnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok