Repelita Jakarta - Sepuluh tahun kekuasaan Joko Widodo dinilai telah membawa bangsa Indonesia ke titik persimpangan yang mengkhawatirkan.
Janji reformasi yang dulu digaungkan berubah menjadi kekuasaan represif yang menjauh dari nilai-nilai demokrasi.
Alih-alih membela kepentingan rakyat, pemerintahan era Jokowi justru dipenuhi dengan catatan pelanggaran hak asasi manusia, kerusakan lingkungan, pembatasan kebebasan sipil, serta melemahnya kesejahteraan masyarakat.
Ketua Majelis Syura Partai Ummat, Amien Rais, menyerukan agar Jokowi mengakui seluruh kesalahan dan dosa selama memimpin negeri ini.
Termasuk, kata Amien, dugaan ijazah palsu dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada yang hingga kini masih menjadi sorotan publik.
“Akuilah kesalahan dan dosa Anda pada bangsa Indonesia selama 10 tahun, sekali lagi pintu tobat Allah masih terbuka,” ujar Amien Rais dalam video singkat yang dikutip Senin 23 Juni 2025.
Ia menyebut noda-noda yang kini terlihat di wajah Jokowi seolah menjadi simbol dari semua keburukan yang dilakukan selama dua periode kekuasaan.
“Bercak itu bisa bertahan lama. Tapi bisa juga menghilang. Terpulang pada Anda sendiri,” ucap Amien.
Dalam beberapa unggahan di media sosial, kondisi kulit wajah Jokowi tampak berubah, lebih gelap dari biasanya dengan bercak-bercak putih di beberapa bagian.
Jokowi sempat menjelaskan bahwa dirinya mengalami alergi setelah perjalanan ke Vatikan dalam rangka menghadiri pemakaman Paus Fransiskus.
“Alergi biasa. Alergi biasa waktu ke Vatikan kemarin. (Kondisi dan penyembuhannya) ya seperti ini,” kata Jokowi pada Jumat 6 Juni 2025.
Ia memastikan kondisi tubuhnya tetap sehat dan masih mampu menjalankan aktivitas seperti biasa.
“Ya biasa saja. Beraktivitas bisa, biasa saja. Ke mana-mana. Badan masih fit, nggak ada masalah. Alergi biasa,” tambahnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok