Repelita Jakarta - Dahnil Anzar Simanjuntak menepis anggapan bahwa Prabowo Subianto adalah boneka Presiden Joko Widodo.
Ia menegaskan bahwa Prabowo merupakan pemimpin dengan karakter kuat yang tidak bisa didikte oleh siapa pun.
Selama tujuh tahun mendampingi Prabowo sebagai juru bicara, Dahnil menyebut sang ketua umum Gerindra selalu menunjukkan integritas dan prinsip yang tegas dalam setiap keputusan.
Dahnil menyampaikan bahwa sebelum memutuskan maju sebagai calon presiden, Prabowo lebih dulu menyampaikan niatnya secara langsung kepada Presiden Jokowi.
Langkah itu disebut sebagai bentuk etika politik dan penghormatan terhadap posisi Jokowi sebagai kepala negara.
Jika Jokowi saat itu tidak memberi restu, Prabowo kemungkinan tidak akan melanjutkan langkahnya sebagai capres.
Ia menyatakan, langkah tersebut menunjukkan sikap tanggung jawab dan kedewasaan dalam politik, bukan karena Prabowo dikendalikan.
Dahnil juga menjelaskan bahwa selama menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo menghadapi tantangan dari internal birokrasi.
Menurutnya, ada segelintir oknum yang merasa terganggu dengan kebijakan efisiensi anggaran yang dicanangkan oleh Prabowo.
Kebijakan tersebut memangkas banyak peluang untuk keuntungan pribadi, dan membuat pihak-pihak tertentu terusik.
Namun, Dahnil yakin bahwa mayoritas birokrat masih berkomitmen mendukung perubahan yang membawa manfaat bagi negara.
Ia mengaku bangga bisa menjadi bagian dari perjalanan panjang Prabowo dalam dunia politik.
Baginya, menyaksikan Prabowo kini menjadi presiden terpilih adalah puncak perjuangan yang penuh pengorbanan.
Dahnil juga menepis narasi yang menyebut hubungan Prabowo dan Jokowi memburuk.
Ia menilai keduanya tetap menjalin komunikasi baik, dan tidak mudah diprovokasi oleh manuver politik pihak lain.
Sebagai jubir yang kini bertugas di lingkaran istana, Dahnil menegaskan komitmennya untuk terus menyampaikan kebijakan pemerintah secara terbuka dan bertanggung jawab.
Editor: 91224 R-ID Elok